Polisi Selidiki Dugaan Aktivis Walhi Dibunuh

Walhi/Ilustrasi.
Sumber :
  • Agus Rahmat

VIVA – Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara, Golfried Siregar (30) meninggal dunia di RSUPH Adam Malik, Medan, Minggu sore, sekitar Pukul 15.20 WIB. Rekan-rekannya menduga ia tewas karena dibunuh oknum tidak dikenal.

Kini, kematian ?Golfried memberikan teka-teki untuk diungkap aparat kepolisian. Ia ditemukan tergeletak di pinggir jalan fly over Jamin Ginting Medan, Kamis dini hari, 3 Oktober 2019, sekitar pukul 01.00 WIB. Golfried tampak mengalami luka parah di bagian badan dan kepala ketika ditemukan penarik becak motor. Ia pun, dievakuasi di RS Adam Malik, Medan.

Awalnya, petugas kepolisian memperkirakan ?Golfried menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Kematian Golfrid juga menjadi duka para pegiat lingkungan.

"Ini duka bagi kami. Beliau orang yang baik. Naumun masih ada yang janggal bagi kami.  Luka yang ada di kepala korban seperti dipukul keras dengan benda tumpul. Barang-barang korban seperti tas, laptop, dompet dan cincin juga raib," ungkap Direktur Walhi Sumut, Dana Prima Tarigan kepada wartawan di Medan, Senin siang, 7 Oktober 2019.

Menurut Dana, fakta-fakta yang ada menunjukkan Golfried bukan korban kecelakaan. Ia menduga ada indikasi menjadi kekerasan oleh oknum dengan motivasi tertentu.

"Berkendara di malam hari menjadi sangat berbahaya. Korban mengalami kekerasan hingga nyawanya terenggut. Hal ini menunjukkan Kota Medan menjadi semakin tidak aman," ungkap Dana.

Dengan kejadian ini, Dana mendesak aparat kepolisian segera mengungkap pelaku pembunuhan ?Golfried. "Walhi Sumut mendesak Kepolisian untuk segera mengusut tuntas penyebab kejadian yang menimpa Golfried untuk memberikan keadilan kepadanya dan keluarga yang ditinggalkan," jelas Dana.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, ?Kompol Eko Hartanto mengungkapkan pihaknya telah menyelidiki kematian Golfried. Polisi juga telah berkordinasi dengan pihak keluarga Golfried.

"Terus perintah dari pimpinan, kami coba tangani kembali, lidik kembali, kita buatkan nanti laporan polisi model A, bukan lakalantas. Kami mencoba buatkan surat pengantar dan meminta pihak keluarga mengeluarkan izin autopsi untuk mengetahui sebab-sebab kematian," sebut Eko.

Eko menjelaskan pihak kepolisian akan melakukan autopsi bila diizinkan pihak keluarga. Untuk mengetahui ?luka-luka dialami Golfried dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
?
"Tim kita turunkan ke Tiga Dolok semalam. Lembur terus ini. Untuk berkomunikasi dengan keluarga agar bisa autopsi. Karena sangat wajib sekali hukumnya kalau seeprti ini, untuk autopsi," ungkap perwira melati satu itu.