Perusahaan Raksasa di Jepang Bocorkan Solusi Atasi Polusi Jakarta

Senior Vice President MHPS, Junichiro Masada
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Senior Vice President Mitsubishi Hitachi Power Systems, Ltd. (MHPS), Junichiro Masada, memaparkan tentang prospek masa depan teknologi pembangkit listrik ramah lingkungan bertenaga panas bumi dalam  kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

Dalam paparannya, Masada menyampaikan tren-tren global dalam teknologi pembangkit listrik, dan bagaimana tren tersebut dapat berperan dalam pengembangan teknologi di Indonesia.

Tak hanya itu, Masada sempat menyinggung kualitas udara di Jakarta, yang masuk dalam kategori terburuk di dunia. Menurutnya, teknologi pembangkit listrik ramah lingkungan dapat menjadi salah satu solusi.

Ia menjelaskan, penggunaan kombinasi energi terbarukan, seperti tenaga surya dan tenaga bayu, serta fasilitas gas turbine combined cycle (GTCC) atau integrated coal gasification combined cycle (IGCC) yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam gas dan sumber lainnya di Indonesia untuk pembangkit listrik.

“Nah, ini dapat menjadi jalan pintas untuk mencapai penurunan karbon,” katanya saat memberikan materi kuliah umum di Pusat Studi Jepang kampus UI Depok, Jawa Barat pada Selasa 8 Oktober 2019.

Masada memberikan gambaran tentang teknologi turbin gas berefisiensi-tinggi milik MHPS yang memberikan perusahaan keunggulan teknis di pasar global. Sebagai contoh, Takasaga Works pada Prefektur Hyogo di Jepang, telah menggunakan struktur terintegrasi untuk penelitian dan pengembangan, desain, manufaktur, dan proses verifikasi.

“Hal tersebut memungkinkan umpan balik dari beragam proses yang berjalan untuk dapat dimasukkan secara cepat, yang kemudian berkontribusi menjadikan turbin gas yang andal, dan menjaga pasokan tenaga yang stabil,” ujarnya

Masada juga memaparkan pengembangan fasilitas uji verifikasi pembangkit listrik terbaru milik MHPS untuk mendukung pengembangan turbin gas generasi selanjutnya, yang kini sedang dibangun di lahan Takasaga Works dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 2020.

Tak hanya itu, ia membahas inti dari inovasi dan prospek masa depan teknologi, seperti kondisi pengembangan turbin gas hidrogen yang tidak memancarkan CO2 sebagai upaya untuk mendukung masyarakat emisi nol.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi Jepang UI, Diah Madubrangit mengatakan, kuliah umum yang diberikan oleh Pusat Studi Jepang ini juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Jepang yang ada di Jakarta.

“Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang bisa dikembangkan dan diharapkan bisa diimplementasikan para mahasiswa. Jadi kuliah umum kepengetahuan tentang Jepang masa kini,” katanya.

Diah mengungkapkan, mahasiswa yang hadir bukan hanya dari UI, tapi dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di sekitar Jabodetabek. “Tema kali ini tentang bagaimana memanfaatkan CO2 yang dianggap berbahaya sehingga dapat dialihkan ke hal yang positif,” tuturnya.