Kabut Asap di Sumatera Selatan Jadi Ancaman Serius

Seorang siswa bersama orang tuanya mengenakan masker saat menunggu angkutan umum, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (23/9/2019). Pemerintah Kota Palembang meliburkan siswa sekolah selama tiga hari, 23-25 September 2019 akibat kabut asap.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mushaful Imam

VIVA – Bencana kabut asap menjadi ancaman serius bagi masyarakat di kota Palembang, Sumatera Selatan. Ancaman kabut asap ini sudah mencapai level berbahaya bagi kesehatan.

Sempat menipis, tapi kabut asap kembali menebal karena banyak titik api kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten.

Guna menghilangkan kabut asap, berbagai upaya terus dilakukan. Tidak hanya dari segi teknis, namun juga non teknis. Salah satunya dengan menggelar salat Istisqa.

Salat meminta hujan ini dilakukan ratusan masyarakat yang terdiri atas berbagai lapisan. Digelar di lapangan olahraga Pesantren Aulia Cendikia Talang Jambe Palembang, Selasa 15 Oktober 2019.

Salat ini turut diikuti oleh Komandan Korem 044 Garuda Dempo Kolonel Arhanud Sonny Septiono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Iriansyah, Dinas Kehutanan, serta puluhan anggota TNI dan santri Pesantren Aulia Cendekia.

Komandan Korem 044 Garuda Dempo Kolonel Arhanud Sonny Septiono. Foto: Sadam Maulana.

Komandan Korem 044 Garuda Dempo Kolonel Arhanud Sonny Septiono mengatakan, untuk kesekian kalinya Salat Istisqa dilaksanakan. Masyarakat berdoa memohon turun hujan. Terlebih di Pesantren Aulia Cendekia, salat Istisqa ini digelar untuk ketiga kalinya.

"Salat Istisqa ini dilaksanakan dengan harapan bisa turun hujan, terutama di kawasan yang banyak titik api. Seluruh jajaran Kodim dan Koramil Garuda Dempo, juga melaksanakan salat Istisqa ini," kata Sonny.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sumatera Selatan, diperkirakan hujan baru turun pada 15 hari ke depan atau pada pekan pertama November 2019.

Prakiraan hujan ini membuat Provinsi Sumatera Selatan sudah selama 15 hari terakhir tidak dibasahi hujan. Terlebih cuaca yang sangat ekstrem pada beberapa hari ini dengan kondisi kabut asap yang sangat tebal.

Dari seluruh daerah di Pulau Sumatera, hanya Sumatera Selatan saja yang belum diguyur hujan. Sementara itu, daerah lain di Pulau Sumatera sudah dibasahi air hujan sejak beberapa hari lalu.

Masyarakat dan jajaran TNI melaksanakan Salat Istisqa di Pesantren Aulia Cendekia, Palembang. Foto: Sadam Maulana.

Korem 044/Gapo yang juga ditunjuk sebagai kepala Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bersama para timnya terus berupaya sampai hari ini untuk memadamkan karhutla.

"Kita sudah berusaha sesuai kemampuan kita, sampai hari ini anggota masih di lapangan, terdiri dari anggota BPBD, TNI, Manggala Agni, hingga warga turut memadamkan api tanpa libur," ujarnya.  

Selain dari pemerintah, para perusahaan perkebunan di Sumatera Selatan juga turut membantu dalam penanganan karhutla. Mereka membantu dalam penyediaan alat pemadam kebakaran dan Regu Pencegah Kebakaran (RPK) yang turun ke lapangan.

Bahkan, ada perusahaan yang turut membantu dengan mengerahkan lima unit helikopter yang sangat dibutuhkan Satgas Karhutla.

"Ada lima unit heli yang dibantu dari APP Sinar Mas. Kita gunakan untuk water bombing dan sebagian untuk mengangkut tim yang akan diturunkan ke lokasi yang sulit terjangkau. Yang pasti kami turun ke lapangan selama 24 jam," katanya.


Langit Sumsel Bakal Ditebar 4 Ton Garam

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah kabupaten. Upaya pemadaman dilakukan secara maksimal melalui jalur udara.

Dalam upaya pemadaman, pemerintah daerah telah menyiapkan sebanyak sebelas unit helikopter. Sebanyak sembilan helikopter khusus untuk water bombing dan dua unit digunakan untuk patroli di jalur udara.

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menyampaikan penanganan kabut asap di wilayah Sumsel. Foto: Sadam Maulana.

Bukan itu saja, teknologi modifikasi cuaca turut dilakukan dengan bobot 80 kilogram hampir setiap hari menggunakan pesawat Cassa, dan penebaran 800 kilogram garam dari jalur udara.

"Untuk Rabu besok akan didatangkan pesawat lebih besar jenis Hercules dari kantor pusat. Kita akan melakukan penebaran garam sebanyak empat ton lebih. Sehingga upaya pemadaman akan lebih maksimal," kata Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, Selasa 15 Oktober 2019.

Menurut Deru, berdasarkan laporan yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), upaya pemantauan atau patroli terus dilakukan mulai dari jalur darat maupun udara.

Dari pantauan jalur udara dan satelit setidaknya terdapat 18 titik api atau fire spot yang tergolong besar dengan keakuratan 80 persen. Namun, bila dilihat dari jalur darat terpantau 22 titik api yang kecil, sehingga tidak terpantau dari udara atau satelit.

"Titik api yang terpantau kebanyakan terjadi di lahan gambut dan sebagian lagi lahan kosong yang tersebar di 16 desa terfokus di Kabupaten OKI. Untuk di Musi Banyuasin yakni di wilayah Kecamatan Bayung Lencir," kata Deru.

Karhutla yang terjadi di Kabupaten OKI ini bahkan mencapai 22 titik, meliputi daerah Pampangan, Cengal, Sungai Menang, Pedamaran, Tanjung Lubuk, Pampangan, Kayu Agung, Tulung Selapan, dan Pangkalan Lapam.

Karhutla di kawasan tersebut, terang Herman Deru, memberikan kontribusi cukup besar terjadinya kabut asap yang menyelimuti Palembang. Terlebih arah angin dari OKI mengantarkan kabut asap menuju ke Ibu Kota Sumatera Selatan.

"Hari ini kita adakan gotong royong melakukan pemadaman yang bersifat massal di 16 desa tersebut. Kita juga akan upayakan membuat sumur bor untuk memudahkan suplai air," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Iriansyah menambahkan, kabut asap yang menyelimuti kota Palembang dua hari terakhir dilaporkan sempat mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun saat ini penerbangan sudah kembali normal.

"Ada laporan satu penerbangan yang delay karena jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang terhalang kabut asap yang cukup pekat," ujarnya.