Dulu Berprofesi Guru, Wanita Cantik Ini Miliki Puluhan Restoran
- VIVAnews/Ngadri
VIVA – Perjalanan hidup dan nasib manusia tidak ada yang tahu di masa depan. Termasuk masalah jodoh dan rezeki, semua hanya Tuhan yang mengetahui.
Lintasan takdir terkadang membawa kita kepada titik terendah dalam kehidupan. Kadang orang menyebutnya ini adalah takdir.
Seperti nasib yang dialami oleh Yenna, wanita berparas cantik keturunan Tionghoa ini dulu hanya seorang guru di salah satu Taman Kanak-kanak di kota Pontianak, Kalimantan Barat yang mendapatkan gaji pas-pasan. Siapa sangka sekarang ia menjadi orang sukses, dan kaya raya berkat kerja keras disertai dengan doa.
Dalam perjalanan meniti kehidupan Yenna mengatakan pernah mengalami kesulitan, tapi ia terus berusaha dan berdoa. Dan akhirnya Yenna bertemu dengan seorang pria tampan keturunan Tionghoa yang merupakan warga Pontianak. Dari pertemuan itu, akhirnya Yenna mengikat tali pernikahan menuju mahligai rumah tangga yang samawa.
"Dari awal saya pacaran bersama suami, kami berdua sudah punya rencana apabila menikah akan membuka tempat usaha kuliner khas Kalbar. Dan setelah menikah rencana tersebut kita wujudkan," kata Yenna kepada VIVAnews pada Minggu, 17 November 2019.
Membuka usaha kuliner ini sebenarnya juga berawal dari hobi makan makanan kuliner khas Kalbar. Dari hobi tersebut akhirnya saya membuka usaha dari kecil, dan akhirnya sekarang sudah berkembang dan memiliki puluhan cabang di Pontianak.
Dari puluhan restoran tersebut di antaranya, Restoran Pak USU, Pondok Ale-Ale di mal Trans Mart, Mal Ayani, Pondok Ale-Ale di Sutoyo dan di beberapa tempat lainnya.
"Sejumlah makanan yang kita jual ada bakmi kepiting (halal) bakso rasa kuah pedas, mi sagu, dan masih banyak lagi makanan dan minuman yang lainnya," kata Yenna.
Yenna menambahkan kalau saat ini ia sudah memiliki 300 karyawan dan selain usaha restoran ia juga memiliki usaha pembuatan minuman sirup dan minuman madu merek "Gara-gara" yang diolah dari penangkaran madu hutan mangrove.
"Dari usaha pembuatan minuman madu dari hutan mangrove kami juga bisa memberdayakan ratusan petani di Kecamatan Padan Tikar, Kabupaten Kubu Raya. Mereka di sana yang bertani, dan memanennya, dan kita yang membeli madu-madu tersebut untuk dibuat minuman," tuturnya.
Sementara untuk minuman yang lainnya, ada minuman rasa jeruk yang bahan dasarnya dari jeruk nipis atau jeruk yang biasa digunakan untuk makan bakso. Tapi jeruk ini diolah dan kemudian dijadikan sebuah minuman segar mengunggah selera.
"Proses pembuatan minuman es jeruk ini diolah oleh rumah produksi yang memiliki ratusan komunikasi usaha mikro mandiri yang ada di Kalimantan Barat. Dan minuman telah dipasarkan di kota Pontianak," katanya.