Hadapi Banjir, BNPB Minta Kepala Daerah Tiru Konawe Utara

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis malam, 11 Juli 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengatakan, kondisi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek tidak lagi ada resapan bagi air hujan. Alhasil, air langsung mengalir ke sungai tanpa lewat resapan terlebih dulu, sehingga menyebabkan banjir.

"Jadi, nyaris tidak ada resapan air lagi yang nyerap ke tanah. Jadi, begitu limpasan hujan turun ke atap, kemudian mengalir ke darat, limpasannya itu nyaris 100 persen turun ke sungai. Dan, ini akan mempercepat proses air untuk masuk ke tempat lebih rendah," kata Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo, di Kantor BNPB, Kamis 2 Januari 2020.

Ia mau kepala daerah atau wali kota, bisa jadi komando penanganan banjir. Doni menyebut, pada penanganan saat banjir di Konawe Utara lalu, kepala daerah berhasil mengevakuasi seluruh warga, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Dia minta, hal ini bisa ditiru yang lain. Doni mau pemimpin daerah tegas mengingatkan masyarakat, kalau harta nyawa mereka jauh lebih penting ketimbang menyelamatkan harta benda mereka terlebih dulu.

"Pengalaman di Konawe Utara, kenapa masyarakat bisa selamat, karena mulai dari bupati kemudian aparat, kepala dinas sampai camat dan kades itu memaksa penduduknya untuk evakuasi, untuk mengungsi sementara, sehingga ketika air hujan, air bah datang, rumahnya hanyut terbawa oleh arus, korbanya tidak ada," katanya.

Terakhir, dia minta masyarakat bisa menjauhi tempat yang dianggap berbahaya saat musim hujan. Semisal aliran sungai. Karena, bencana tidak bisa diprediksi dan bisa datang kapan saja.

“Kemudian, masyarakat yang berada di daerah aliran sungai ini juga harus kalau bisa jangan ada di rumah dulu,” kata Doni. (asp)