Sempat Dihantam Badai, Kapal Bawa Pasien Rujukan Puskesmas Ditemukan

Evakuasi penumpang speed boat Puskesmas Saumanganyak.
Sumber :
  • VIVAnews/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat berhasil mengevakuasi delapan penumpang speed boat Puskesmas Saumanganyak, Jumat, 10 Januari 2020 sekira pukul 08.30 WIB.

Speed boat itu dilaporkan hilang kontak sejak Kamis, 9 Januari 2020l, diantara perairan  Pulau Sipora dan Pagai Utara, Mentawai. 

Delapan penumpang tersebut berhasil diselamatkan dalam kondisi sehat, meski sempat terombang-ambing di tengah laut akibat kapal yang mereka tumpangi dihantam gelombang tinggi. Seluruh korban, saat ini sudah dievakuasi ke dermaga Tapejat.

“Kapal ini punya Puskesmas Saumanganyak Kecamatan Pagai Utara, mereka merujuk pasien ke RSUD Tuapejat. Berangkatnya kemarin siang sekira pukul 13.45 (WIB). Kalau durasi perjalanan, mereka diperkirakan sampai di dermaga Tuapejat pukul 17.45 WIB. Namun, di tengah perjalanan, mereka dihantam gelombang tinggi. Juga hilang kontak,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Akmal kepada VIVAnews, Jumat, 10 Januari 2020.

Akmal melanjutkan, tak lama setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya mengambil sejumlah langkah, salah satunya melakukan pencarian. Namun, hingga malam tadi, keberadaan kapal Puskesmas Saumanganyak tersebut, tidak berhasil ditemukan. Pencarian lantas dilanjutkan pagi tadi. “Area pencarian (titik koordinat) kita perluas. Alhamdulillah, pagi tadi kita berhasil menemukan keberadaan kapal tersebut, sebelumnya kita juga berhasil melakukan komunikasi," ujarnya. 

Dia menambahka, "Dalam perjalanan mereka terjebak badai dan gelombang tinggi dan tidak bisa melakukan komunikasi. Sehingga, merapat ke kapal nelayan. Tadi pagi, setelah bisa berkomunikasi, kita kejar menggunakan KN SAR Ramawijaya 240. Seluruh penumpang dalam keadaan selamat."

Mengingat kondisi cuaca masih buruk, Akmal mengimbau kepada seluruh kapten kapal dan penumpang untuk dapat meningkatkan kewaspadaan. Kesiapan alat komunikasi harus lebih diperhatikan lagi, disamping juga kelengkapan peralatan penunjang lainnya. Apabila gelombang tinggi maka sebaiknya menunda dulu jadwal keberangkatan. 

Berikut nama-nama korban yang berhasil dievakuasi:

1. Yono susanto (40 tahun), Operator 

2. Zulharman (27 tahun), Co Operator 

3. Intan prima leni (24 tahun), bidan

4. Norma sabeilebagan (29 tahun), perawat

5. Aneh sianturi (35 tahun), pasien 

6. Rimbun triajus (35 tahun), keluarga pasien 

7. Galor anas (35 tahun), penumpang

8. Efrain (12 tahun), anak dari operator