DPR Sarankan Eks ISIS di Suriah Taubatan Nasuhah jika Mau Dipulangkan
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Wacana pemulangan warga negara Indonesia mantan pengikut ISIS dari kamp-kamp di Suriah ke Tanah Air memantik pro dan kontra. Kebanyakan pihak menolak wacana tersebut dengan alasan khawatir beberapa di antara kombatan atau keluarganya yang masih terpapar paham keagamaan radikal-ekstrem dan menyebarkannya di Indonesia.
Salah satu yang menolak ialah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Nasdem, Hasan Aminuddin. "Saya termasuk bagian yang tidak setuju, tatkala warga negara Indonesia itu (eks ISIS) jika pulang ke Indonesia dengan ideologinya sebagaimana mengkhawatirkan kita bersama-sama," katanya di Pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu, 8 Februari 2020.
Wakil Ketua Komisi IV DPR itu lantas mengingatkan insiden-insiden merusak dan memakan korban jiwa, akibat tindakan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, di antaranya insiden Bom Surabaya pada Mei 2018. "Kejadian dua tahun lalu, satu tahun lalu, tiga tahun lalu, banyak kejadian bom bunuh diri. Itu akibat sebuah pemahaman yang salah," tandas Hasan.
Kendati begitu, mantan bupati Probolinggo itu tak menolak serta-merta rencana pemulangan WNI eks ISIS. Ia sepakat mereka pulang tetapi harus menjalani penyaringan yang ketat dan betul-betul bersih dari ideologi ISIS.
"Yaitu melakukan taubatan nasuhah (tobat yang semurni-murninya) secara ideologi, yaitu ideologi yang sudah berkembang di Republik Ibdonesia. Nah, Ahlussunnah waljamaah itu ideologi yang cocok dengan budaya bangsa Indonesia," ujarnya.
Sebanyak 600 WNI yang sempat bergabung dengan kelompok teroris ISIS akan dipulangkan ke Tanah Air dari Timur Tengah. Proses pemulangan mereka disebut-sebut akan terwujud dalam waktu segera. Polemik atas rencana itu segera mengemuka setelah Presiden Joko Widodo menyatakan tidak setuju.
Ketidaksetujuan Jokowi itu disampaikan usai melantik kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang baru dan kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Istana Negara. "Kalau bertanya pada saya—ini belum ratas (rapat kabinet terbatas) lho ya—kalau bertanya pada saya, saya akan bilang tidak," ujar Jokowi di Istana Negara.
Ziarahi Gus Sholah
Jajaran Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem dan Dewan Pimpinan Daerah NasDem Jatim sebelumnya berziarah ke makam keluarga besar Hasyim Asyari di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ziarah dilakukan tepat di tujuh hari wafatnya pengasuh pesantren, Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Terlihat dalam rombongan di antaranya Ketua DPP Nasdem Hasan Aminuddin dan Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Charles Meikyansah. Terlihat pula Ketua Nasdem Jatim Sri Sajekti Sudjunadi. Rombongan disambut oleh ulama disebut-sebut pengganti Gus Sholah, Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin.
Di kompleks permakaman, rombongan membacakan doa secara khusus di dekat peristirahatan terakhir Gus Sholah. Mereka juga berdoa untuk dihadiahkan kepada pendiri NU Hasyim Asyari, ayah Gus Sholah, Wahid Hasyim, kakak Gus Sholah, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan keluarga besar mereka yang sudah meninggal. Di lokasi, warga peziarah lain tampak memenuhi.
Charles Meikyansah mengatakan, Gus Sholah merupakan tokoh nasional yang pemikirannya berkontribusi besar, khususnya terhadap pendidikan di Tanah Air. Adik kandung presiden keempat Abdurrahman Wahid itu juga merupakan intelektual pengusung gagasan pluralisme.
"Kita kehilangan beliau tidak hanya sebagai tokoh umat Islam. Gus Sholah adalah tokoh penyatu umat. Beliau intelektual yang memberikan pemikiran sangat penting bagi bangsa Indonesia," kata Charles.
Rombongan juga berziarah di makam pendiri NU lainnya, yaitu makam Bisri Syansuri di kompleks Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, dan makam Abdul Wahab Chasbullah di kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras.
Gus Kikin mengaku, keluarga besar Tebu Ireng merasa mendapatkan dukungan moral dari Nasdem dengan ziarah itu. "Bagi kami yang baru saja kehilangan Gus Sholah, ini merupakan dukungan moral yang luar biasa dari NasDem," ujarnya.