WNI Diimbau Tak Bepergian ke Singapura Hindari Corona

Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten.
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

VIVA – Wabah Virus Corona saat ini kian meluas, bahkan negara Singapura diketahui kini menjadi salah satu negara yang harus diwaspadai, karena cukup banyak ditemukannya kasus virus berbahaya tersebut.

Adanya hal itupun membuat Pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan, agar masyarakat di Indonesia dianjurkan untuk tidak dulu berpergian ke negara terjangkit, salah satunya Singapura.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta, Anas Ma'ruf mengatakan, imbauan itu dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dimana, para WNI disarankan untuk tidak dulu berkunjung ke negara yang terpapar Virus Corona.

"Kalau tidak penting atau tidak dalam kondisi urgent, tentu kita imbau untuk jangan dulu ke negara yang terpapar. Seperti saat ini di Singapura, pemerintah di negara itupun juga membatasi interaksi warganya, karena statusnya juga sudah berubah dari kuning ke orange," katanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Selain imbauan itu, pihaknya bersama pengelola terus melakukan peningkatan kewaspadaan sebagai bentuk antisipasi, khususnya pada penerbangan yang menjadi negara transit atau negara yang sudah terpapar.

"Tidak cuma imbauan, kita juga melakukan tahap-tahap pencegahan, seperti yang kita lakukan pada penumpang yang dari dan ke China," ujarnya.

Sementara itu, Direkfur Utama PT Angkasa Pura II, Muhamad Awalludin menjelaskan, belum adanya pembatasan penerbangan terkait dengan menyebarnya virus corona ke negara lain.

"Memang ada beberapa negara yang sudah terpapar, bahkan status kewaspadaannya ditingkatkan, salah satunya Singapura, tapi hingga saat ini kita masih terus membuka jalur atau melayani penerbangan ke negara tersebut," jelasnya.

Pihaknya pun masih menunggu keputusan regulator untuk tindakan selanjutnya soal pengamanan dan keamanan penerbangan ke negara terkait.

"Kita tunggu keputusan regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Apakah nantinya akan dilakukan pembatasan seperti China atau tidak," ungkapnya.