Istri Pamit Pergi ke Pengajian, Empat Hari Kemudian Ternyata di Irak

Ilustrasi penggerebekan penyalur TKI Ilegal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Zuriati, seorang tenaga kerja wanita asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, terjebak di Baghdad, Irak. Dia tidak bisa kembali ke Indonesia karena tidak memegang identitas asli berupa paspor, malahan mengantongi paspor bernama Carsinah dari Jawa Barat.

Suami Zuriati, Mahrup, kaget ketika tiba-tiba menerima telepon dari istrinya yang mengaku berada di Baghdad. Padahal Zuriati belum pamit untuk pergi merantau.

Sekitar Juli 2018, istrinya pamitan untuk pergi mengikuti pengajian di Pesantren Muhajirin Praya, Lombok Tengah, dan izin untuk menginap di rumah kerabatnya. Setelah empat hari kemudian, Mahrup menerima telepon dari nomor luar negeri yang tidak ia kenal dan ternyata suara di telepon itu adalah istrinya, Zuriyati.

Dalam percakapan, Zuriati memberitahu suaminya bahwa dia sudah ada di Baghdad untuk merantau.

"Ketika mendengar pengakuan itu, saya langsung shock dan heran. Kenapa Istri saya tiba-tiba sudah di Irak, siapa yang mengizinkan pergi," katanya ketika dikonfirmasi wartawan, Jumat, 14 Februari 2020.

Selama di Irak, istri Mahrup lebih intens menghubungi anaknya, Nirmala Inmanila. Itu pun pengakuan istrinya, bisa telepon, harus sembunyi tanpa sepengetahuan majikan.

Mahrup mengaku pernah didatangi seseorang untuk meminta tanda tangan persetujuan istrinya bekerja di luar negeri. Namun Mahrup menolak dengan alasan istrinya sudah tua dan sudah tidak mampu bekerja di luar negeri menjadi asisten rumah tangga.

Paspor atas nama Carsinah itu didapat istrinya saat bekerja di Arab sekitar tahun 2005. Karena paspor Zuriati saat itu hilang dan terpaksa menggunakan paspor Carsinah yang saat itu ia pegang. Zuriati juga telah enam kali bekerja di luar negeri menjadi TKW.

Kini Zuriati tidak dapat pulang ke Indonesia karena identitas palsu itu. Dia masih tertahan di Irak. Suaminya meminta pemerintah membantu kepulangan Zuriati.

Nirmala Inmalina, anak kandung Zuriati, mengaku bahwa ibunya sering menelepon untuk meminta pulang karena kondisi sakit-sakitan.

Awalnya Nirmala tidak mengetahui siapa yang memberangkatkan ibunya ke Irak. Namun, setelah dicari tahu oleh bapaknya diketahui ibunya diberangkatkan oleh oknum diduga calon PJTKI berinisial HJ, warga Lombok Barat.

Dia meminta oknum sponsor atau calo yang memberangkatkan ibunya agar segera dipulangkan. Ditemukan seorang berinisial HB asal Desa Batunyala, Praya Tengah, yang diduga memberangkatkan Zuriati.

HB mengaku dirinya hanya jasa travel yang mengantarkan Zuriati ke bandara saat itu. Ketika itu ada satu grup berjumlah lima orang, termasuk Zuriati. Dia mengaku hanya disuruh oleh seorang temannya berinisial HJ di Bandung. HJ belum merespons ketika dihubungi. (ase)