Tempat Wisata Ditutup, Warga Diimbau Tidak Ngotot Cari Lokasi Lain

Pengunjung menyaksikan pertunjukan barongsai di dalam air di Seaworld Ancol, Jakarta, Minggu, 3 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

VIVA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sriprahastuti menilai penutupan tempat wisata di beberapa daerah tepat dilakukan terkait merebaknya virus corona atau Covid-19. Namun, ia meminta penutupan tempat wisata harus diimbangi dengan penjelasan alasan mengapa penutupan dilakukan.

"Menurut kami penutupan bila dilakukan Pemda dengan pertimbangan tertentu itu bisa dikatakan tepat. Yang perlu diperhatikan adalah harus disertai dengan komunikasi dan edukasi masyarakat alasan kenapa tempat area publik tersebut ditutup," kata Prahastuti di kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 18 Maret 2020.

Ia tak ingin dengan adanya penutupan tempat wisata malah membuat masyarakat berpindah ke tempat wisata lainnya yang belum ditutup. Pergerakan ini tentunya tak menutup kemungkinan memperluas penyebaran virus corona.

"Jangan sampai terjadi penutupan di satu area wisata menyebabkan orang bergerak ke tempat wisata lain yang tidak ditutup," katanya.

Jika itu terjadi, ia menyebut artinya masyarakat tak paham dengan makna penutupan tersebut. "Jadi yang penting pesan pentingnya hindari kerumunan, keramaian dan jaga jarak itu social distancing," katanya.

Pemerintah, katanya, perlu gencar menyosialisasikan masyarakat untuk melakukan social distancing. Hal ini dimaksudkan agar memutus mata rantai transmisi penularan virus corona.

"Ini tindakan lebih menempatkan individu sebagai subjek. Ada membangun kesadaran masyarakat untuk bertanggung jawab secara aktif melindungi dirinya dan tak menularkan virus ini kepada orang lain," katanya.