PVMBG: Aktivitas Vulkanik Gunung Anak Krakatau Masih Berfluktuasi
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyebutkan, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih berfluktuasi. Suplai fluida dari kedalaman pun masih terjadi.
Jenis fluida pada rangkaian erupsi Januari hingga Maret 2020 diduga didominasi oleh gas atau uap air. Sedangkan pada erupsi 10 April 2020, material batuan pijar sudah terbawa ke permukaan dengan intensitas yang belum signifikan.
"Jauh lebih kecil dibandingkan rangkaian erupsi pada periode Desember 2018-Januari 2019," tulis PVMBG dalam rilisnya, Sabtu, 11 April 2020.
Petugas PVMBG mencatat, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif.
Sementara, hujan abu yang lebih tipis dapat terjadi di area yang lebih jauh tergantung pada arah dan kecepatan angin. Dengan aktivitas vulkanik dengan erupsi tipe Strombolian saat ini, lontaran material pijar hanya tersebar di sekitar kawah atau masih dalam batas kawasan rawan bencana yang direkomendasikan.
"Erupsi menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala vulkanik yang menuju kepada intensitas erupsi lebih besar," demikian pernyataan PVMBG.
PVMBG menyimpulkan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental serta potensi bahaya Anak Krakatau selama Januari hingga 10 April 2020, tidak ada peningkatan ancaman. Tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau disebut masih tetap pada Level II atau Waspada.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah atau puncak Anak Krakatau atau di sekitar kepulauan Anak Krakatau. Sedangkan area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilaya Lampung Selatan disebut masih aman dari ancaman bahaya aktivitas Anak Krakatau.