Masuk Fase Kontraksi, Kinerja Industri Manufaktur RI Kuartal I Merosot

Sumber :

VIVA – Kinerja sektor Industri Pengolahan pada kuartal I-2020 mengalami penurunan. Tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia yang berada dalam fase kontraksi, yaitu sebesar 45,64 persen, turun dari 51,50 persen pada Kuartal IV-2019 dan 52,65 persen pada kuartal I-2019.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan, penurunan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI, dengan penurunan terdalam pada komponen volume produksi, disebabkan penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat wabah virus corona Covid-19.

Pada Kuartal I-2020, volume produksi tercatat mengalami kontraksi dengan indeks sebesar 43,10 persen, setelah dalam dua tahun terakhir mengalami ekspansi. Fase kontraksi pada komponen ini diprakirakan masih berlanjut di kuartal mendatang sebesar 47,59 persen meskipun membaik dari kuartal I-2020.

"Secara sektoral, hampir seluruh subsektor mencatatkan kontraksi pada Kuartal I-2020 kecuali subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin, 13 April 2020.

Pada kuartal I-2020, indeks subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau berada pada level 50,44 persen, lebih rendah dari 52,47 persen pada kuartal sebelumnya maupun 52,19 persen pada kuartal I-2019. Di sisi lain, berbagai sub sektor lainnya terindikasi mengalami kontraksi, dengan kontraksi terdalam dialami oleh sub sektor Logam Dasar, Besi dan Baja 36,89 persen.

Pada kuartal II-2020, kinerja sektor Industri Pengolahan diprakirakannya sedikit membaik meskipun masih berada pada fase kontraksi. PMI Bank Indonesia pada kuartal II-2020 diprakirakan sebesar 48,79 persen, meningkat dari 45,64 persen pada kuartal I-2020.

"Perbaikan terutama disebabkan oleh ekspansi volume pesanan barang input dan volume persediaan barang jadi. Sementara itu, volume produksi dan penggunaan tenaga kerja juga membaik meskipun kedua komponen tersebut masih berada pada fase kontraksi," tegas Onny.