MTI: Mudik Saat Wabah Corona Rawan Konflik Sosial

Ilustrasi kendaraan pemudik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/nz/18

VIVA – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memastikan, setidaknya masih akan ada sekitar 1,3 juta masyarakat yang berpotensi untuk tetap mudik pada Lebaran tahun ini.

Ketua Umum MTI, Agus Taufik Mulyono mengatakan, jika pemudik bersikeras untuk tetap mudik, mereka harus siap diberlakukan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan menjalani karantina 14 hari setelah tiba di kampung halamannya.

"Apakah setiap wilayah sudah siap?  Apakah RT-RT siap menerima ODP?" kata Agus dalam telekonferensi, Selasa, 14 April 2020.

Agus menambahkan, para pemudik yang telah tiba di kampung halaman juga rawan menghadapi konflik sosial, seperti adanya penolakan dari warga sekitar yang khawatir para pemudik dapat menyebarkan virus corona. "Sekalipun keluarga itu kan penolakan, walaupun dikarantina, tapi tetap akan muncul konflik penolakan warga setempat," ujar Agus.

Agus menjelaskan, saat ini di daerah-daerah masih banyak wilayah yang memiliki keterbatasan pelayanan untuk merawat pasien Covid-19. Hal itu akibat masih banyaknya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan puskesmas, yang belum memadai baik dari peralatan dan tenaga medis.

"Apa yang kira-kira harus dilakukan? Apakah pemda siap tempat isolasi untuk ODP, siap berdayakan kesiapan RT/RW dan tokoh masyarakat, tokoh agama?" kata Agus.

Dia menambahkan, "Jadi tiap pemda harus bisa meningkatkan pelayanan RSUD dan puskesmas, karena kalau (pemudik) sudah sampai di wilayah masing-masing, maka tanggung jawab itu akan bergeser ke pemerintah daerah."