Ahli Robot Gunadarma Ciptakan Prototipe Ventilator untuk Pasien Corona

Sumber :

VIVA – Sejumlah pihak berupaya keras mendukung program pemerintah dalam menanggulangi dampak wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari Universitas Gunadarma.

Berbekal kemampuan sejumlah rumpun ilmu yang dimiliki, civitas academica dari kampus itu berhasil mengembangkan alat bantu pernapasan berbasis internet of things (IoT).

Tiga fakultas, yaitu Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, dan Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, terlibat langsung dalam riset pengembangan alat itu.

Pengembangan purwarupanya dapat mengatur secara otomatis, terutama dalam menghasilkan udara atau oksigen berdasarkan ritme atau frekuensi pernapasan (respiratory rate), dan tingkat kebutuhan volume oksigen (tidal volume). Maka suplai oksigen ke sistem pernapasan manusia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan serta sinkronisasi dengan pasien ketika bernapas (menghirup/mengembuskan udara).

Penanggung jawab riset itu sekaligus pengajar robotika Gunadarma, Yohanes Kurnia, meyakini alat itu sangat dibutuhkan oleh pasien yang mengalami kesulitan atau gagal napas, seperti yang diakibatkan oleh Covid-19. Untuk memonitor suplai oksigen yang dihasilkan, tim memberikan peralatan sensor pada alatnya.

“Tujuannya, untuk melihat tekanan maupun volume oksigen yang dihasilkan, serta detak jantung yang dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pasien untuk meminimalkan risiko dalam penggunaan peralatan bantu pernapasan ini,” katanya saat menunjukan alat itu pada Rabu, 22 April 2020

Selain ventilator berteknologi tinggi, tim ini juga mengembangkan perangkat Powered Air Purifying Respirator (PAPR) sebagai pelengkap Alat Pelindung Diri (APD) yang memodifikasi perangkat masker selam.  

Untuk menunjang aktivitas tim medis, APD itu dilengkapi dengan saluran inspirasi dan ekspirasi dengan sensor pendeteksi tekanan inspirasi dan eksipirasi yang bertujuan memberikan pernapasan yang disesuaikan dengan ritme pernapasan pemakainya dengan aman dari virus dan bakteri.

“Alat ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis di rumah sakit di Indonesia dengan kelengkapan alat mini komunikasi serta minum tanpa membuka master tersebut,” ujarnya.

Alat itu memang masih berupa purwarupa tetapi, menurut Yohanes, sudah ada perusahaan yang berminat untuk membiayai riset penyempurnaannya dan memproduksinya secara massal.

Cepat dan murah

Yohanes mengklaim, terobosan timnya memiliki keunggulan berupa sistem yang ramah. Artinya, orang awam yang menonton teknik dan nonmedis pun dapat mengoperasikan alat ini sepanjang memahami instruktuksi yang diberikan.

Alat itu juga dinilai lebih murah dari ventilator sejenis. “Kita bisa lebih murah sepuluh persen. Alat ini didesain sistem knockdown dan lowcost ventilator dengan material yang hampir semuanya dari dalam negeri agar bisa cepat diproduksi dengan cepat, singkat, dan semurah mungkin.”

Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Adang Suhendra, menuturkan bahwa kampus sangat mendukung proyek itu. Produk yang dihasilkan menjadi karya anak bangsa yang diharapkan bisa berkontribusi membantu menyediakan alat kesehatan sekaligus menunjukkan sinergitas antara akademisi dan industri.

Sekira 80 persen komponen dalam purwarupa peralatan itu, katanya, merupakan peralatan produksi dalam negeri (TKDN). Pengembangan purwarupa melibatkan pula tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma untuk memberikan masukan dalam hal aspek kesehatan yang sesuai dengan standar fasilitas alat kesehatan khususnya alat bantu pernapasan.

“Purwarupa ini terus dikembangkan dan dalam waktu dekat juga akan diajukan untuk mendapatkan sertifikat standar fasilitas alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan),” katanya.

Rektor Gunadarma Prof Margianti berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam proyek itu. “Program ini adalah salah satu program penelitian sekligus pengabdian masyarakat. Gunadarma juga sedang giat-giatnya melakukan kegiatan yang dapat membantu penanganan dampak Covid-19,” katanya.