Ribuan Ubur-ubur Serbu PLTU Paiton, Ini Analisis BMKG Jatim
- Dokumen PJB
VIVA – Ribuan ekor ubur-ubur dalam kelompok besar 'berkunjung' ke sekitar Unit Pembangkit (UP) 1 dan 2 pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejak Sabtu, 25 April 2020, hingga sekarang.
Kehadiran rombongan biota laut itu diduga berkaitan dengan dominasi angin timur yang memicu proses kenaikan massa air laut yang membawa unsur hara atau plankton sebagai makanan hewan laut.
“Jika melihat data salinitas dan kondisi angin saat ini. Dominasi hembusan angin dari timur memicu terjadinya proses kenaikan massa air laut dari lapisan bawah menuju lapisan permukaan yang biasanya membawa unsur hara/plankton yang menjadi makanan hewan laut,” kata Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Perak Surabaya, Taufiq Hermawan, melalui pesan singkat kepada VIVAnews, Kamis malam, 30 April 2020.
Ia mengatakan, proses itu disebut dengan istilah upwelling, yaitu fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya. Pergerakan ini umumnya membawa nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan fitoplankton di dekat permukaan laut sehingga memperkaya biomassa di kawasan tersebut.
Berkumpulnya hara atau plankton itulah yang diduga kuat memancing rombongan ubur-ubur datang ke perairan sekitar PLTU Paiton hingga sekarang. “Kondisi ini didukung dengan salinitas di Selat Madura, terutama di sekitar Probolinggo yang lebih tinggi dibandingkan perairan sekitarnya,” ujar Taufiq.
Berdasarkan video yang diterima wartawan dari pihak PJB, ribuan ubur-ubur bahkan mungkin jutaan masih berkerumun di sekitar PLTU Paiton hingga Kamis siang, 30 April 2020. Berdasarkan video itu, terlihat gerombolan ubur-ubur berwarna putih mengambang di permukan air laut. Terlihat pula jaring penghalau yang dipasang pihak PLTU membentang di lokasi kerumunan ubur-ubur.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firsantara mengatakan, kejadian itu sebetulnya bukan hal mudah untuk ditangani. Namun, dengan kerja keras petugas, ribuan ubur-ubur itu tidak sampai mengganggu kegiatan pembangkitan. "Kami tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik, khususnya di sistem kelistrikan Jawa Bali," katanya dalam siaran pers pada Selasa, 28 April 2020.
General Manager UP Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah, menjelaskan, sebanyak 15 personel yang dibantu oleh nelayan sekitar stand by 24 jam untuk menangani rombongan ubur-ubur itu. Ubur-ubur dihalau dengan menggunakan jaring. Tiga lapis pengamanan dilakukan pihak PJB agar ribuan ubur-ubur itu tidak mengganggu aktivitas pembangkitan listrik Paiton, semuanya menggunakan peralatan jaring.
Jaring pertama dipasang di canal intake tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake. Jaring pengaman kedua dipasang di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. "Dan (jaring pengaman) yang ketiga dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin yang bisa mengganggu operasional PLTU," ujar Mustofa.
Selain pengamanan internal, ia mengatakan, UP Paiton juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur tersebut. Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut. Dengan begitu, ribuan ubur-ubur tersebut tetap hidup dan UP Paiton terhindar dari gangguan.