Salat Jumat, Kotak Amal di Masjid Surabaya Diganti Aplikasi E-Infaq

Salat Jumat di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya pada Jumat, 5 Juni 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, menggelar Salat Jumat, 5 Juni 2020. Tentu saja penerapan protokol kesehatan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 dilakukan. Selain mengatur jarak satu anggota jemaah dengan lainnya, pengurus masjid juga mengganti kotak infak berjalan dengan aplikasi bernama E-Infaq.

"Tadi itu kan trial untuk new normal. Jadi kita memiliki namanya 14 SOP atau protokol kesehatan, lebih banyak ketimbang ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama," kata Juru Bicara Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Helmy M Noor, kepada VIVAnews.

Protokol kesehatan yang biasa diterapkan di banyak tempat, seperti mengecek suhu tubuh dan memakai masker, sudah dilakukan. Hal yang membedakan, di antaranya, plastik pembungkus sandal atau sepatu jemaah disediakan oleh pengelola masjid. 

"Karena kerumunan orang salat, terjadi biasanya setelah salat selesai," ujar Helmy. 

Pihak masjid, lanjut dia, juga meniadakan kotak amal berjalan untuk menampung infak jemaah. Hal itu dilakukan untuk mencegah potensi penularan corona melalui media kotak amal. 

"Bagaimana Masjid Al Akbar memfasilitasi jemaah yang mau infak? Kita siapkan aplikasi E-Infaq atau barcode. Bisa infak melalui handphone dan mentransfer," kata Helmy. 

Untuk saf, ia menjelaskan SOP yang diterapkan di Masjid Al Akbar lebih renggang jaraknya dari pada SOP Kemenag. Jika Kemenag menentukan jarak satu anggota jemaah dengan lainnya minimal satu meter, di Masjid Al Akbar 2,5 meter dan diatur zigzag. 

"Di kita, 2,5 x 2,5 dan zigzag (pengaturan safnya)," ucapnya. 

Karena saf diatur seperti itu, maka jumlah jemaah Salat Jumat tadi diperkirakan hanya sebanyak 1,5 ribu orang, jauh lebih sedikit dari 15 ribu orang ketika Salat Jumat digelar Masjid Al Akbar di hari normal.

"Konsekuensinya pengurangan jemaah besar-besaran. Kenapa? Karena satu banding sepuluh," kata Helmy. 

Selain di dalam masjid, pengaturan jarak fisik juga dilakukan di toilet atau tempat wudu. Di sana, papar Helmy, keran-keran air diatur sesuai protokol kesehatan. Misalnya, pada tiga keran berderet maka yang satu keran di tengah tidak difungsikan.

"Apakah itu tidak justru menimbulkan antrean? Tidak, karena toilet di Masjid Al Akbar punya 700 keran," ujarnya. 

Helmy bersyukur pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Akbar berjalan baik. Jemaah juga memahami aturan yang diterapkan. Begitu salat selesai, lima menit kemudian jemaah pulang tanpa menimbulkan kerumunan. Khutbah juga dipersingkat hanya sepuluh menit. 

"Insya Allah ke depan akan seperti itu," katanya. 

Diketahui, Pemprov Jatim mengizinkan masjid-masjid di Jatim untuk menggelar Salat Jumat dengan memperhatikan protokol kesehatan. 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hal itu diputuskan setelah pihaknya berkoordinasi dengan MUI Jatim, DMI Jatim, dan Kemenag Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Kamis malam, 4 Juni 2020.