Ketua Gugus Tugas Ungkap Alasan ABK Bertahan di Wisma Karantina

Ketua Gugas Tugas Covid-19 Doni Monardo di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa, 2 Juni 2020.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), ada sebanyak 144.327 tenaga kerja yang telah kembali ke Indonesia karena terdampak Covid-19. Sekitar 103 ribu di antaranya sudah kembali ke kampung halamannya.

Sementara itu, sisanya, kata Doni, ada sebanyak 41 ribu yang harus diurus dan dipastikan dapat pelayanan dengan baik. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan tempat agar mereka bisa dikarantina dan mendapatkan pelayanan dengan baik.

"Sebagian mereka yang diperiksa ternyata positif Covid-19, padahal mereka juga bawa surat keterangan sehat dari negara tempat mereka berangkat. Kita bersyukur semua tim gabungan bekerja keras sehingga yang positif Covid-19 dirawat, setelah sembuh dikembalikan ke kampung halaman," kata Doni saat rapat di Komisi X DPR RI, Rabu 17 Juni 2020.

Baca juga: Awal Pandemi, Bill Gates Investasi di Raksasa Teknologi hingga Rp6,3 Triliun, tapi Rugi Bandar!

Doni menambahkan, di antara mereka justru ada yang enggan untuk kembali ke kampung halaman dan tidak mau meninggalkan wisma karantina. Salah satu alasannya yakni karena masalah pekerjaan yang belum jelas.

"Sebagian dari mereka ada yang tidak mau dipulangkan, tetap bertahan di wisma karantina karena mereka sangat berharap menunggu pekerjaan. Mereka kehilangan pekerjaan, kalau pulang kampung belum tentu dapat pekerjaan. Jadi mereka tunggu kapan DKI buka kegiatan kembali sehingga mereka dapatkan pekerjaan baru," ujar Doni.

Menurut Doni, sebagian besar tenaga kerja yang dipulangkan dari luar negeri adalah mereka yang berprofesi sebagai anak buah kapal (ABK). Mereka memilih bertahan sampai mendapat pekerjaan kembali.

Para pekerja tersebut, mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dari segi perawatan dan juga pemberian makanan. "Bahkan mereka puji makanan dari tim gabungan yang dimasak TNI," ujarnya.