VIDEO: Penjelasan dr Reisa soal Dexamethasone Bukan Obat Cegah Corona

Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Minggu (14/6/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Tim komunikasi Gugus Tugas Covid-19 Reisa Broto Asmoro menjelaskan bahwa WHO merilis obat anti-inflamasi golongan kortikosteroid, dexamethasone, sebagai obat untuk pasien Covid-19 berkategori berat. Namun yang perlu dicatat, obat itu bukan untuk mencegah Covid-19.

Dexamethasone bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan mengurangi sistem kekebalan tubuh, sama seperti steroid yang dihasilkan oleh tubuh secara alami. Sama juga dengan obat kortikosteroid lainnya, dexamethasone yang telah digunakan untuk jangka panjang, tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba.  Dokterlah yang akan menurunkan dosis secara bertahap sebelum menghentikan obat itu.

Meski harganya terjangkau, masyarakat yang mengonsumsi obat itu harus mengonsultasikannya dengan dokter agar tidak terjadi efek samping, terutama bila memiliki alergi pada makanan, obat, maupun bahan lain yang terkandung di dalamnya.

Dosis dan lama penggunaan dexamethasone diberikan sesuai usia, kondisi, dan reaksi pasien itu terhadap obat. Pasien yang mengonsumsi obat itu dalam jangka panjang tidak boleh menghentikannya secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter. Intinya, obat itu dianjurkan untuk pasien kasus terkategori berat dan kritis, yaitu pasien yang membutuhkan ventilator atau alat bantu pernapasan.