Jokowi Soroti Tingginya Kasus Corona di Jatim, Terutama Surabaya Raya

Presiden Joko Widodo disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tiba di Bandara Juanda Surabaya pada Kamis, 25 Juni 2020.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Presiden Joko Widodo meminta agar angka kasus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 di Jawa Timur bisa dikendalikan dalam dua minggu ke depan. Yang paling dia sorot ialah di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik).

Karena itu, ia berharap Gugus Tugas Covid-19 Jatim, kabupaten/kota, rumah sakit, dan masyarakat bersama-sama bergerak dalam satu tujuan yang sama, yaitu melawan corona.

"Tadi sudah disampaikan oleh Bu Gubernur dan Gugus Tugas bahwa angka positif yang terkena Covid di Jawa Timur 183, itu kemarin. Ini terbanyak (per 24 Juni 2020) di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak," kata Jokowi dalam rapat terkait penanganan corona Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya yang disiarkan secara langsung melalui YouTube pada Kamis, 25 Juni 2020.

Kendati begitu, ada optimisme tersembul karena tingkat kesembuhan di Jatim juga lumayan banyak, yaitu 31 persen, dari total kasus corona di Jatim.

"Oleh sebab itu saya minta dalam waktu dua minggu pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi, dari semua unit organisasi yang ada di Jawa Timur," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, hal yang paling penting dalam hal pengendalian kasus corona di Jatim ialah kerja sama yang baik, terutama dalam pengendalian kasus di Surabaya Raya. 

"Yang paling penting adalah kerja sama yang baik. Ada sinergi antarmanajemen-manejemen yang ada. Saya melihat memang yang paling tinggi (kasus corona) adalah di wilayah Surabaya Raya," ujarnya.

Pengendalian kasus di Surabaya Raya menurut Jokowi harus dilakukan secara bersama-sama. Tidak bisa dilakukan Surabaya sendiri. "Gresik juga harus dalam satu manajemen, dan Sidoarjo harus dalam satu manajemen. Begitu pula dengan kabupaten/kota yang lain, karena mobilitas keluar masuk itu bukan hanya dari Surabaya, tapi juga dari daerah lainnya juga berpengaruh pada naik-turunnya angka Covid," ujar Jokowi.

"Saya titip agar koordinasi antarmanajemen tadi betul-betul dilakukan. Hari ini, saya tadi sudah meminta kepada Pangkogabwilhan II untuk membantu secara penuh, terutama dalam mensinergikan dan menangani langsung rumah sakit darurat dan mensinergikan dengan rumah sakit-rumah sakit rujukan," ujar Jokowi.

Sebelumnya, di hadapan Jokowi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa dari total 10.282 kasus positif di Jatim, kasus yang paling banyak ialah di Surabaya.

"Tertinggi memang di Surabaya, yaitu 48,3 persen, berikutnya Sidoarjo, Gresik, dan kabupaten/kota lain 34 persen," katanya.

Khofifah menuturkan, attack rate tingkat serangan Covid-19 di Jawa Timur di angka 25 per seratus ribu jumlah populasi, sementara di Surabaya di angka 189 dan Surabaya Raya 105. Attack rate diperlukan secara epidemiologi karena dengan begitu tingkat kewaspadaan akan terus tertanam oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

"Sebetulnya kami sempat mendapatkan suatu kebahagiaan ketika pada tanggal 9 Juni rate of transmission di Jawa Timur 0,86 persen. Tapi kemudian ada kenaikan kembali pada 24 Juni kemarin rate of transmission-nya 1,08 persen," ujarnya.

Khofifah lantas menyontohkan di Surabaya Raya yang tingkat penularan corona sempat turun namun naik lagi. "Misalnya Surabaya Raya, sempat di bawah satu (rate of transmission-nya) sampai enam hari. Surabaya sendiri sempat di bawah satu sampai enam hari, Sidoarjo sempat di bawah satu selama delapan hari, Gresik di bawah satu sempat enam hari. Hari itu kami sempat senang, delapan hari kita siap-siap masuk new normal," katanya.