Ribuan Rumah di Kabupaten Tanah Laut Terendam Banjir

Banjir melanda salah satu wilayah di Indonesia.
Sumber :
  • BNPB.

VIVA - Banjir dengan tinggi muka air satu meter, melanda sebagian wilayah di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada Sabtu, 11 Juli 2020. Banjir yang dipicu oleh tingginya curah hujan yang turun sejak pagi hingga sore itu membuat 1.349 rumah terendam air.

Berdasarkan pantauan Pusdalops Badan Penanggulana Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut, pada Sabtu, 11 Juli pukul 20.00 Wita, total keseluruhan yang terdampak bencana banjir terdapat 1.535 KK dan 5.112 jiwa yang tersebar di tiga kecamatan.

Baca juga: Dua Ribu Rumah Terendam Banjir di Melawi

Tiga kecamatan itu yakni Kecamatan Pelaihari yang mencakup wilayah kelurahan Sarang Halang, Karang Taruna, Angsau dan Desa Atu-atu. Kemudian Kecamatan Bajuin di mana yang terkena banjir adalah Desa Galam. Dan Kecamatan Batu Ampar atau tepatnya di Desa Damit Hulu.

Selain merendam rumah warga, BNPB melaporkan beberapa infrastruktur pun ikut terkena dampak. Di kecamatan Sarang Halang, ada satu jembatan runtuh akibat derasnya luapan air sungai. Sementara itu dua jalan terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan di Desa Damit Hulu dan Desa Galam.

"BPBD Kabupaten Tanah Laut, TNI/Polri, dan relawan lainnya telah turun ke lapangan membantu evakuasi dan melakukan pendataan warga yang dilanda banjir," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, lewat laporan resminya, Minggu, 12 Juli 2020.

Raditya memaparkan melihat analisis dari InaRISK, wilayah Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Luas bahaya akibat banjir mencakup 137 ribu hektar di sebelas kecamatan. Sedangkan dari sisi resiko, 38 persen penduduk atau sekitar 123.172 jiwa di sebelas kecamatan tersebut juga berpotensi terdampak banjir.

"Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan banjir bandang. Hujan dengan intesitas tinggi dan berlangsung cukup lama bisa menjadi salah satu indikator dalam menyikapi kesiapsiagaan masyarakat," kata Raditya.