Viral Pasien COVID-19 Kejar-kejaran dengan Petugas Medis Pakai APD

RS Saiful Anwar Malang
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Jagat media sosial dihebohkan dengan video viral pasien COVID-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang, kabur dari ruang perawatan. Video itu menyebar luas di grup-grup WhatsApp. Terlihat jelas gedung paviliun milik RSSA dalam video berdurasi 1,24 menit itu.

Dalam video itu pasien COVID-19 merupakan seorang wanita. Dia mencoba mendekati tukang ojek online, namun mereka langsung berlarian menghindari wanita itu karena takut tertular COVID-19. Sementara tim medis berpakaian alat pelindung diri terus mendekat, mengejar dan merayu pasien agar kembali ke ruang perawatan di RSSA.

"Pasien merupakan pasien isolasi COVID-19 dengan status confirmed COVID-19 pasca-persalinan. Pada hari Minggu, 12 Juli 2020, dilakukan tindakan operasi caesar," kata Direktur RSUD Dr Saiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso, Rabu, 15 Juli 2020.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 14 Juli 2020 sekira pukul 14.00 WIB hingga 14.30 WIB. Selama perawatan pasien ditempatkan di Ruang Isolasi RSSA (ex paviliun/VIP). Ruang ini memiliki tipe kamar dengan standar VIP. Dengan fasilitas yang ada pasien merasa hal ini di luar kemampuannya jika nantinya akan ada tagihan dari RSSA.

"Selain itu keadaan psikis pasien yang mengkhawatirkan putra-putrinya yang ada di rumah (selain bayi yang saat ini masih dirawat di RSSA), karena tidak bisa bertemu siapa-siapa di ruang isolasi. Pada hari yang sama pasien dinyatakan kondisi umum ada perbaikan secara klinis sehingga direkomendasikan isolasi mandiri dengan pengawasan dari Dinas Kesehatan setempat. RSSA langsung menghubungi Dinkes setempat untuk penjemputan pasien bersangkutan," ujar Kohar.

Setelah mendapat keputusan dokter bahwa boleh pulang, pasien tidak sabar dan berusaha untuk keluar dari ruang isolasi dengan mencuri-curi kesempatan dari pengawasan petugas. Kohar menyebut pada saat yang sama perawat sedang ada di ruangan lain untuk merawat pasien. 

Namun usaha pasien untuk keluar dari ruang isolasi terdeteksi oleh petugas via kamera CCTV, sehingga petugas berusaha menghentikan. Namun karena tidak memakai APD lengkap sehingga petugas keamanan hanya bisa memperingatkan dengan peringatan verbal dan terus mengikuti pasien.

"Petugas dengan APD lengkap akhirnya datang dan menghampiri pasien yang sempat mendekati teman-teman driver ojek online sehingga sempat terjadi keramaian. Namun akhirnya pasien bisa dibujuk dan dievakuasi kembali ke ruang isolasi RSSA," tutur Kohar. 

Selanjutnya pada pukul 17.00 WIB, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Malang datang dan menjemput pasien untuk selanjutnya melaksanakan isolasi mandiri yang dikoodinasi oleh Dinkes. Kohar mengatakan bahwa ruang isolasi RSSA baru satu minggu beroperasi, dan pihak rumah sakit terus berusaha melakukan standardisasi fasilitas baik dari sisi pelayanan dan kamanan sebagai ruang isolasi.

Atas kejadian ini, RSSA melakukan sejumlah perbaikan agar tidak terulang di kemudian hari. Di antaranya, pintu keluar masuk pasien dan tenaga kesehatan yang akan bertugas sudah dibedakan, sehingga untuk pengawasan keluar masuk akan diperketat.

"Selanjutnya komunikasi efektif kepada pasien dan keluarga pasien yang berada di ruang isolasi akan ditingkatkan, sehingga baik pasien dan keluarga memahami betul hak dan kewajiban pasien saat berada di ruang isolasi terkait COVID-19," kata Kohar. (ase)