1.172 Kasus Positif COVID-19 di Pasar, 37 Pedagang Meninggal Dunia

Petugas pengelola pasar berkampanye pencegahan COVID-19 dengan membawa poster berisi pesan di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (11/6/2020). (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat ada 1.172 kasus positif di 201 pasar yang tersebar di 26 provinsi pada 83 Kabupaten/Kota. Kondisi terbaru ini membuat IKAPPI lebih aktif melakukan edukasi terhadap bahaya COVID-19 di pasar tradisional dan mendorong agar kita sama-sama melakukan gotong royong dalam membangun kesadaran bersama pedagang dan pengunjung di dalam pasar tradisional.

"Data yang kami himpun dalam 1 minggu terakhir menyatakan bahwa kenaikan lonjakan ini terus terjadi seiring dengan masifnya pelaksanaan rapid test dan swab test yang ada di pasar tradisional di seluruh Indonesia," ujar Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI, Muhammad Ainun Najib dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Juli 2020.

Baca juga: Karyawan Toko Kena Corona, Pasar HWI Mangga Besar Tutup

Dari 1.172 kasus positif, sebanyak 37 pedagang meninggal dunia akibat COVID-19. Hal tersebut, kata Najib, menjadi pukulan berat bagi IKAPPI. 

"Sekaligus ini memotivasi agar mendorong kita lebih giat, lebih aktif dan lebih progresif dalam menyosialisasikan protokol kesehatan di pasar, sembari melakukan edukasi atas bahaya COVID-19 dengan bahasa pedagang," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mendorong agar pemerintah lebih peduli dan sensitif terhadap pasar tradisional. Kebijakan-kebijakannya harus bertujuan dan memfokuskan diri untuk menyelamatkan pedagang dan pengunjung dari ancaman COVID-19 . 

"IKAPPI sendiri sedang menggalang dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama menjalankan kebijakan yang diharapkan oleh pedagang dapat meringankan beban mereka, karena omset pedagang terus mengalami penurunan," ujarnya.

IKAPPI pun sudah menjajaki kerjasama dengan pengelola pasar dan BNPB untuk merumuskan kebijakan yang efektif dan bisa dijalankan di pasar tradisional. Antara lain adalah memasang sekat plastik dan membagikan masker dan nampan kecil untuk pertukaran uang.

Selain itu, IKAPPI juga mendorong agar pengelola pasar bersama-sama dengan pemerintah daerah atau BPBD daerah melakukan penyemprotan desinfektan pada saat jam operasional pasar tradisonal berhenti beroperasi,  paling tidak seminggu dua kali.

"Ini penting untuk dilakukan agar sterilisasi di pasar bisa dijaga dan isolasi terhadap pasar bisa dilakukan," ucapnya.

Dari data IKAPPI diketahui bahwa 142 pasar telah ditutup pada periode beberapa bulan terakhir. Beberapa pasar yang ditutup itu merupakan kerugian berat bagi pedagang, karena terhentinya operasional pasar berarti terhentinya detak jantung ekonomi daerah, berhentinya perputaran uang di pasar berhenti pula penyebaran pangan atau distribusi pangan di daerah tersebut.

"Dan jika itu terus terjadi akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang cukup sulit di daerah tersebut. Maka kami mendorong semua pihak, lembaga dan elemen untuk bergotong royong membangun pasar yang aman, pasar yang sehat sehingga ekonomi bisa tumbuh dan bangkit seperti sediakala," ujarnya.