Presiden Persebaya Ingin Pengganti Risma Sosok yang Dewasa

Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda
Sumber :
  • Vivanews/Rahmad Noto

VIVA – Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, buka suara tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya yang akan dihelat Desember 2020. Ia berpendapat, Surabaya butuh melangkah ke tingkat lebih tinggi dengan pemimpin yang total, matang, dewasa, dan mudah serta bisa bekerja sama dengan banyak orang. Bukan pemimpin yang suka turun sendiri sehingga menyebabkan krisis tokoh masa depan.

Azrul menyampaikan pendapat itu melalui laman pribadinya, Happywednesday.id, dalam sebuah artikel berjudul “Soal Wakil Wali Kota…”, ditayangkan pada Rabu, 29 Juli 2020. Ia menulis sebagai tanggapan atas berita beredar yang mengabarkan bahwa Partai Nasdem mengajukan namanya untuk mendampingi Machfud Arifin di Pilkada Surabaya. Dalam tulisannya, Azrul menolak secara halus pinangan Nasdem itu.

Kendati begitu, Azrul dan keluarganya mengaku dekat dengan Machfud Arifin. Ia juga kerap berdiskusi dengan mantan kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur itu, berdiskusi tentang Surabaya masa depan, termasuk kandidat wali kota untuk menggantikan Tri Rismaharini alias Risma.

Baca: Risma Menangis dan Bersujud ke IDI: Saya Tak Pantas Jadi Wali Kota

“Surabaya butuh melangkah ke ‘next level’. Orang yang bisa total memikirkan kota, yang matang dan dewasa, yang punya selera tinggi, dan yang sudah ‘selesai’ dengan kebutuhan diri sendiri,” tulisnya.

“Surabaya butuh orang yang bisa bekerja sama dengan orang banyak, dengan semua kalangan, karena tidak ada yang bisa maju sendirian”.

Dia berterus terang sependapat dengan Machfud Arifin tentang kebutuhan mendesak Surabaya agar kota itu menjadi kota yang maju, terutama bahwa tidak cukup hanya dengan mengajukan kandidat wali kota dan dan wakil wali kota.

Menurut anak dari mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan itu, seorang wali kota harus punya apa yang ia sebut dengan helicopter view. “Seorang wali kota tidak mungkin turun sendirian, dan harus melibatkan dan menggunakan banyak orang untuk memajukan kota bersama. Membentuk super team, berisikan orang-orang yang memang punya visi masa depan,” tulisnya.

Dengan begitu, menurut bekas chief executive officer (CEO) Jawa Pos Group itu, Surabaya tidak akan mengalami krisis tokoh seperti sekarang. “Surabaya tidak boleh krisis tokoh seperti sekarang. Surabaya harus mengorbitkan banyak tokoh di masa depan. Bila sebuah kota ingin maju dan bersaing secara global, pembinaan manusianya sangat krusial”.

Soal namanya yang masuk dalam bursa Pilkada Surabaya, Azrul secara halus tetap bersiteguh dengan sikap awal. Ia ogah maju. Dia memang sempat bertemu Machfud sebelum menulis artikel itu. “Dan saya tidak perlu bilang apa-apa, beliau sudah langsung menyapa saya sambil bercanda: ‘Ini dia, calon wakil wali kota yang tidak mau jadi wakil wali kota…’.”

Partai Nasdem merekomendasikan Azrul Ananda untuk maju sebagai bakal calon wakil wali kota Surabaya mendampingi Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin di Pemilihan Kepala Daerah Surabaya pada Desember 2020. Azrul dinila bakal mampu mendongkrak suara Machfud.

Ketua Nasdem Surabaya, Robert Simangunsong, mengatakan, ada beberapa pertimbangan kenapa Azrul dipilih. Pertama, usia Azrul yang masih muda, yaitu 43 tahun, mewakili kaum milenial dan pemuda di Surabaya. "Dan sekarang pemilih usia 40 tahun [di Surabaya] kurang lebih 53 persen," ujarnya di kantor Nasdem Surabaya, 25 Juli 2020.  

Kedua, Azrul memiliki pengalaman dalam dunia usaha dan olahraga. Ia pernah memimpin sebuah perusahaan koran besar, dan kini direktur utama Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia dan presiden Persebaya Surabaya. Dengan bekal itu, Nasdem yakin Azrul bisa mampu membantu Machfud Arifin membangun Surabaya.

Machfud Arifin adalah satu-satunya figur yang sudah mengumumkan diri maju sebagai bakal calon wali kota Surabaya. Mantan kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur itu diusung oleh banyak partai, yaitu Nasdem, Gerindra, PKB, PPP, PAN, Demokrat, PKS, dan Golkar. Tersisa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia yang belum mengumumkan calon. (art)