Aktivis HMI Ambon Diculik dan Dianiaya Usai Demo di Kantor Gubernur

Aktivis HMI Ambon, M. Syahrul Wadjo diculik dan dianiaya orang tak dikenal
Sumber :
  • Christ Belseran – Nelson Matinahoru/Kontributor tvOne Ambon, Maluku

VIVA – Setelah dikabarkan diculik pada Rabu malam, 2 September 2020 oleh sekelompok orang tidak dikenal, M. Syahrul Wadjo, seorang aktivis di organisasi kepemudaan HMI Cabang Ambon akhirnya ditemukan. Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Ambon ini pulang ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon di Poka, Kamis, 3 September 2020, sekira pukul 08.00 WIT.

Ironisnya, sejumlah tubuh Syahrul mengalami sejumlah luka memar. Kondisi tubuhnya sudah babak belur, dianiaya sekelompok orang tak dikenal.

"Kami mengecam secara keras aksi penculikan dan penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang tidak dikenal terhadap kader HMI Cabang Ambon semalam. Kami tidak terima dengan insiden ini," tegas Ketua umum HMI Cabang Ambon, Abdul Halik Lapelelo.

Aksi premanisme yang menimpa Syahrul Wadjo membuat keluarga besar HMI merasa terganggu. "Kami tidak terima dengan aksi premanisme ini," kecam Abdul Halik Lapalelo.

Ketua umum HMI Cabang Ambon ini menegaskan akan meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas oknum yang melakukan aksi brutal kepada korban.

"Dugaan kami aksi tersebut merupakan aksi by order dari orang yang merasa terganggu dengan beberapa gerakan mahasiswa akhir-akhir ini," jelas Lapelelo

Ia mendorong Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease untuk mengusut tuntas kasus ini. Lebih penting, lanjut dia, polisi bisa mengungkap apa motif di balik aksi penculikan serta penganiayaan yang dilakukan sekelompok preman itu terhadap korban.

"Yang tragis rekan kami pulang sudah dalam kondisi babak belur dan bonyok. Wajah memar bajunya pun sobek. Kasus ini harus diusut tuntas," desaknya.

Polresta Pulau Ambon, lanjut dia, diminta terbuka dalam mengungkap para pelaku termasuk aktor intelektual di balik penculikan dan penganiayaan terhadap aktivis HMI Cabang Ambon ini.

"Siapapun yang terlibat dalam kasus ini patut diproses sesuai hukum yang berlaku. Prinsipnya, semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum atau equality before the law," tegas Lapalelo. 

Menyikapi peristiwa penculikan, Polda Maluku telah membentuk tim guna memback-up pengusutan yang dilakukan oleh Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Leasse, untuk mengungkap pelaku dan motif dibalik aksi penculikan.

Wakapolda Maluku, Brigjen Jan de Fretest, yang ditemui Kamis 3 September 2020 di Mapolresta Ambon menyebutkan, saat ini sedang mendalami keterangan yang diberikan oleh korban untuk mengetahui motif dari para penculik.

"Motifnya belum, kita masih selidiki dan motifnya kita belum tahu. Masih diambil keterangan untuk mengetahui persis kronologisnya," ungkap de Fretes.

Kabid Humas Polda Maluku,  Kombes Pol. Roem Ohoirat menjelaskan penculikan terjadi di Sekretariat HMI Unpatti, namun korban belum diketahui persis jam berapa saat penculikan terjadi.

"Saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh rekan-rekan Polresta, dan sesuai perintah Kapolda  dibentuk tim untuk  backup,  oleh Dit Reskrimum Polda Maluku dan personil dari polda," ungkapnya.

Polisi saat ini sedang turun ke lapangan.  Korban juga sudah  dimintai keterangan, dan telah divisum, sesuai dengan protap. Hasilnya akan disampaikan secara transparan.

Dua Mobil
Berdasarkan keterangan korban, para pelaku menggunakan dua mobil saat menculik dan membawa alat  tajam berupa parang. Dia  juga sempat dipukul satu kali di bagian belakang. Sebelum dilepas, korban juga sempat diberi makan oleh para penculik.  

“Menurut pengakuan korban, penculikan masih berkaitan dengan materi demo di kantor Gubernur, namun korban tidak mengetahui identitas pelaku, dan masih dilakukan penyelidikan,” ujar Ohoirat.

Korban mengaku diculik oleh dua mobil dan tidak mengetahui persis jumlah pelaku yang menculiknya.
"Tunggu saja hasilnya, karena ini perintah Pak Kapolda untuk usut. Bahkan Direskrim dan Kapolres sudah diperintahkan langsung untuk kembali ke tempat," tegasnya.

Sebelumnya, penculikan Muhammad Syahrul Wadjo aktivis HMI di Maluku terjadi pada Rabu, 2 September 2020 sekitar pukul 22.20 WIT di area Kampus Universitas Pattimura, Poka, Kecamatan Teluk Ambon. Tepatnya di sekretariat komisariat Ekonomi Unpatti.

Syahrul diculik oleh beberapa pria tak dikenal berbadan kekar dan langsung diseret ke mobil, setelah siangnya menggelar aksi demo di Kantor Gubernur Maluku. Setelah diculik semalam, pagi harinya Syahrul dilepaskan oleh para penculiknya di kawasan bundaran Patung Leimena, Poka. (ren)

Laporan: Christ Belseran – Nelson Matinahoru/Kontributor tvOne Ambon, Maluku