Dinas Pendidikan Distribusikan Kios ABM untuk Belajar Daring di Jatim

Ilustrasi belajar secara daring di rumah,
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arnas Padda

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membangun dan mendistribusikan sejumlah kios Anjungan Belajar Mandiri (ABM) untuk memudahkan siswa sekolah di Jawa Timur mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mesin ABM itu akan diutamakan didistribusikan ke daerah-daerah yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Ramliyanto mengatakan, dengan mesin ABM itu seluruh siswa dapat mengunduh soal dan materi pembelajaran yang disediakan oleh Dispendik. Di ABM ada buku paket, mater pembelajaran, hingga materi try out yang bisa diunduh siswa.

Salah satu daerah yang diprioritaskan kios ABM ialah Kepulauan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Madura. "Anak-anak sekolah di Masalembu tidak bisa melaksanakan daring. Mereka nanti akan dapat kios ABM ini," kata Ramliyanto, dalam diskusi webinar 'Simalakama Pembelajaran Tatap Muka di Jawa Timur' oleh LPA Tulungagung-JSA-UNICEF.

Baca: 1 Jam Habiskan 200MB, Berapa Ideal Kuota Internet untuk Belajar Online

Mengenai masih ada kawasan yang tidak terjangkau sinyal internet, Dinas juga telah menyurati PT Telkom untuk segera memperluas cakupan sinyal internet di daerah-daerah terpencil di Jawa Timur. Telkom mengaku sanggup memperluas jaringan internet di daerah.

Pemprov Jatim baru memulai uji coba sekolah tatap muka tahap kedua, untuk siswa SMA/SMK sederajat. Uji coba kedua dilaksanakan pada 25 persen dari seluruh sekolah SMK di Jawa Timur mulai 31 Agustus 2020. Disusul 25 persen lagi di tingkat SMA yang dimulai 7 September 2020.

Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Isa Anshori, menyebutkan sebanyak 80 persen dari 5.237 guru yang dijadikan responden dalam sebuah survei mengatakan bahwa mereka sudah siap menjalankan proses pembelajaran tatap muka.

Sementara itu Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung Winny Isnaini dalam forum yang sama menyinggung tentang potensi kekerasan terhadap anak yang sangat mungkin terjadi di masa pandemi COVID-19. Ia berharap semua pihak agar lebih mengedepankan pendekatan komunikasi yang lebih baik kepada anak-anak.

Penekanan lain tentang perlunya keterlibatan aktif anak juga disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Unicef Wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara. Ia mengatakan, dalam membuat keputusan mengenai sistem pembelajaran yang akan dijalankan selama pandemi, suara anak juga perlu didengar.

"Penting untuk melihat kesiapan anak atas persetujuan dengan orang tua, kondisi psikososial anak, serta tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan sebelum memutuskan kembali bersekolah tatap muka," ujar Arie.