Positif COVID-19, Sylviana Murni Minta Didoakan

Sylviana Murni, saat mendampingi AHY di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Mantan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2017 yang kini menjabat Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni, dinyatakan positif COVID-19. Saat pilkada lalu, ia mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, bertarung melawan pasangan lain yakni Anies Baswedan - Sandiaga Uno, dan Basuki Tjahja Purnama - Djarot Syaiful Hidayat.
 
Sylviana sendiri kepada VIVA membenarkan itu. Ia berharap, didoakan agar segera bisa sembuh dari virus ini dan bisa beraktivitas kembali seperti sedia kalanya.

"Ya benar, mohon doa dan maaf lahir bathin ya," ujar Sylviana Murni kepada VIVA di Jakarta, Minggu, 27 September 2020.

Baca juga: Update Corona Nasional 27 September: Pasien Sembuh 203.014 Orang

Mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini mengaku tidak tahu ia tertular di mana dan kapan. Yang dia tahu setelah hasil tes swab positif. Setelah dinyatakan positif itu, ia memilih dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

"Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih," ujarnya.

Sylviana Murni lahir di Jakarta, 11 Oktober 1958. Ia puteri ketiga dari sepuluh bersaudara dari pasangan H.Dani Moerdjani dan Hj. Ni'mah. Ayahnya berasal dari Rawa Bunga, Jakarta Timur dan ibunya berasal dari Cikini, Jakarta Pusat. 

Sylviana memulai karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Ia juga pernah menduduki posisi sebagai Deputi Guberner DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata. Ia lakoni sejak tahun 2015 hingga 2016. Jarang bahkan hampir tidak pernah ada perempuan yang memiliki karier cemerlang di Pemda DKI Jakarta seperti Sylviana.

Sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, ia selesaikan di Jakarta. Setelah tamat SMA, Sylviana melanjutkan S1-nya di Fakultas Hukum Administrasi Negara, Universitas Jayabaya, Jakarta. Sementara S2-nya dari UI dan S3-nya dari UNJ.

Sebelum mengawali karier di pemerintahan, ia pernah menjadi None Jakarta pada tahun 1981. Karier pertamanya di Pemda DKI sebagai Staf Penatar Badan Pembinaan Pendidikan dan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP 7) DKI pada 1985, saat ia berusia 27 tahun. Sebagai staf penatar di BP-7 ini, ia tercatat sebagai pegawai teladan.

Kariernya, seperti dilansir dari laman pemerintah DKI Jakarta, terus melesat. Dari staf perlahan naik, menjadi kepala sub bagian, kepala bagian, kepala biro, kepala dinas, wali kota, hingga deputi gubernur.