PKS Serukan Para Orang Tua Dampingi Anak Nonton Film G30S/PKI

Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini
Sumber :
  • Dok. PKS

VIVA – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Jazuli Juwaini mengingatkan bahwa pemutaran film G30S/PKI adalah sesuatu yang tidak dilarang. Bahkan dia mengapresiasi sejumlah stasiun televisi yang menyiarkan film G30S/PKI.

Pemutaran dan menonton film G30S/PKI, katanya, bagian dari upaya membangun kesadaran sejarah dalam mengokohkan nasionalisme sekaligus menolak lupa atas kekejaman PKI. Namun dalam masa pandemi COVID-19, menonton film itu mesti di rumah masing-masing, tidak menonton secara bersama-sama dan melibatkan orang banyak.

"Silakan tonton bersama keluarga di rumah film pengkhianatan G 30 S/PKI. Dampingi putra putri kita, ajarkan sejarah yang benar tentang kejamnya PKI, tentang ajaran komunisme yang menyimpangi karakter dan jati diri bangsa yang berketuhanan," kata Jazuli, Selasa, 29 September 2020.

Baca: Fadli Zon Puji Film G30S/PKI: Bagus Sinematografi maupun Substansi

Menurut Anggota Komisi I DPR itu, peristiwa G30S/PKI merupakan tragedi kelam sejarah bangsa Indonesia dalam mempertahankan dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Kekejaman PKI nyata dan tidak terbantahkan, baik pada peristiwa 1948 maupun 1965, sebab terlalu banyak saksi sejarah yang dapat menceritakan secara terang benderang.

"Mereka membunuh para ulama, santri, pejuang, hingga pucuk pimpinan/para jenderal TNI yang berjasa besar bagi republik ini. Lebih dari itu, yang patut dicatat PKI melancarkan propaganda adu domba dan pecah belah di antara anak bangsa yang itu merupakan ajaran doktrin komunis dalam mencapai tujuannya," katanya.

Jazuli mengajak para orang tua untuk mendampingi anak-anak mereka dalam menonton film itu. Para orang tua juga harus menananamkan pentingnya kesadaran pada anak untuk menjaga ideologi Pancasila dan UUD 1945 dengan mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Film G30S/PKI penting sebagai pengingat agar kita tidak lupa kekejaman PKI di masa lalu, agar kita selalu waspada strategi adu domba dan pecah belah di antara anak bangsa ala komunis yang bisa saja muncul dan berkembang baik sekarang maupun di masa datang," ujarnya. (ase)