Wali Kota Bogor Bima Arya: 'Alumni' Masih Perlu Vaksin?

Wali Kota Bogor Bima Arya bersama Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memastikan kesiapan Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor, sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin COVID-19 di Indonesia. Bima mengikuti proses simulasi di Puskesmas Tanah Sareal layaknya pasien yang akan disuntikkan vaksin COVID-19. 

Dalam simulasi ini, Bima ikutan mendaftar dan mengantre hingga masuk ke ruang vaksin untuk disuntik. Bima mengaku siap manakala diperlukan untuk menjadi relawan uji vaksin COVID-19, seperti halnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

"Kang Emil kan bukan 'alumni' kalau saya alumni. Jadi saya harus minta konsultasi dulu ke tim kesehatan, dokter ahli apakah alumni masih perlu vaksin. Vaksinya khusus atau tidak saya enggak tahu, saya harus selalu siap lah. Insya Allah sehat," kata Bima, saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Minggu, 4 Oktober 2020.

Baca: Pemerintah Prioritaskan Vaksin COVID-19 untuk Warga Usia 19-59 Tahun

Seperti diketahui, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pernah dinyatakan positif Corona, Jumat, 20 Maret 2020 lalu, setelah menerima hasil tes Covid-19 yang dilakukan dua hari sebelumnya. Bima diisolasi di RSUD Kota Bogor, hingga pada 18 April 2020, Ia dinyatakan sembuh dari Corona. 

Sementara itu, Puskesmas Tanah Sareal sendiri menjadi satu dari dua puskesmas di Indonesia yang  dijadikan tempat simulasi vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Pemilihan dua puskesmas ini disampaikan langsung Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan. 

Dalam rapat itu dihadiri juga oleh Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Jadi seperti diketahui, puskesmas dipilih menjadi salah satu lokasi untuk pelaksanaan imunisasi vaksin COVID. Kami pastikan pertama nakes kita, kedua alurnya, dari mulai datang kemudian selesai kita pastikan dan saya cek juga ada jalur emergency juga. Jadi nanti begitu selesai divaksin setengah jam duduk dulu untuk diberikan sosialisasi sambil melihat reaksi observasi," kata Bima. 

Bima menyampaikan, di Puskesmas Tanah Sareal juga petugas menyiapkan jalur khusus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Hal ini mengantisipasi efek setelah pasien mengikuti vaksin. 

"Nah kalau 30 menit lancar akan dipersilahkan pulang, tapi kalau misalnya ada gejala nanti ada jalur khusus untuk KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) ya. Sangat jarang terjadi tapi kita antisipasi. Ada jalur khusus ke IGD dan ada ambulans ya kira-kira begitu," katanya. 

Saat ini Pemkot Bogor masih menunggu informasi kapan dilaksanakannya uji coba vaksin. Namun menurut informasi Ia diterima dari Kemenkes, uji coba itu akan dilaksanakan pada awal tahun depan.  

"Apakah Januari, apakah Februari belum tahu ya. Dan direncanakan Bapak Presiden akan meninjau langsung lokasi ini. Nanti ada lokakarya dulu pertemuan-pertemuan lanjutan. Ada pemetaan ya, yang mana diprioritaskan, kemungkinan besar adalah dari tenaga kesehatan, kemudian pelayanan publik yang sangat rawan terpapar," kata Bima. 

Bima mengaku tidak tahu alasan Kemenkes memilih Kota Bogor sebagai lokasi vaksin di Indonesia. Tapi yang penting Pemkot melakukan simulasi dengan mempersiapkan alur pasien, emergency KIPI dan kesiapan tenaga kesehatan. 

"Saya titip itu jadi harus dihitung betul jumlah pasien yang datang, yang akan divaksin berapa. Clue-nya gimana itu yang paling peting saya kira sudah siap. Kedua adalah Emergency-nya tadi KIPInya tadi harus dipastikan siap juga. Kalau nakes tadi dokter Masayu Kepala Puskesmas sudah menyampaikan ada 37 tergantung jumlahnya, kalau dibutuhkan lebih untuk memberikan vaksin itu berarti kita akan drop tambahan lagi nakes di sini. Jadi masih menunggu arahan berapa volumenya," ungkapnya.