Mentawai Diguncang Gempa Bumi Beruntun M 5, Ini Penjelasan BMKG

ilustrasi seismograf pencatat gempa
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatra Barat kembali diguncang gempa bumi dengan skala yang lebih besar pada sore tadi, Senin 19 Oktober 2020. Sebelumnya gempa pertama terjadi pada pukul 5.48 WIB pagi tadi. 

Berdasarkan update parameter Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa kembali terjadi pada pukul 14.31 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,8.

Meski demikian, menurut BMKG, lindu dengan kedalaman 14 kilometer yang berpusat di 33 kilometer Barat Daya Pagai Selatan atau tepatnya di 3.31 Lintang Selatan dan 100.32 Bujur Timur itu, tidak berpotensi tsunami.

Selang beberapa menit tepatnya pukul 14.47 WIB, BMKG kembali merilis gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 5,7 dengan kedalaman 12 kilometer berpusat di 3.31 Lintang Selatan dan 100.40 Bujur Timur atau di 32 kilometer Tenggara pulau Pagai Selatan.

Lalu, gempa kembali terjadi pada pukul 15.14 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,0 dan dengan kedalaman 19 km. Gempa ini juga tidak berpotensi tsunami.

Dihubungi via ponsel, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai Akmal menyebutkan, gempa bumi yang juga berjarak 120 kilometer Barat Daya muko-muko Bengkulu ini, cukup dirasa kuat oleh sebagian warga Sikakap dan Tua pejat. 

Meski demikian, kata Akmal, belum ada laporan resmi terkait kerusakan maupun korban jiwa. Pihaknya, masih melakukan monitoring dan verifikasi di lapangan untuk mengetahui apakah lindu ini berdampak atau tidak.

Selain Sikakap dan Tua Pejat, Gempabumi ini juga dirasakan kuat oleh warga kota Padang. “Sampai saat ini, khusus untuk kota Padang juga belum ada laporan terkait dampak yang ditimbulkan,” kata dia.

Sebelumnya, gempa pagi tadi BMKG melakukan pemuktahiran parameter gempabumi di wilayah Samudra Hindia Pantai Barat Sumatra ini. Dari semula berkekuatan 5,1 SR, menjadi 4,9 SR. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,34 LS dan 100,26 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 kilometer Barat Daya Pulau Pagai Selatan, pada kedalaman 21 kilometer.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi ini, merupakan jenis gem pabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi kali ini, memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Hasil analisis menunjukkan, Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Muko-muko . Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini, tidak berpotensi tsunami. hasil monitoring BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

“Kepada masyarakat, diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tutup Rahmat Triyono. (ren)