Rangkul Budaya Lokal Bisa Muluskan Sosialisasi Vaksin

Rangkul budaya muluskan sosialisasi vaksin.
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Mengenalkan pentingnya vaksin masih terus perlu dilakukan. Peran budaya dalam melancarkan sosialisasi sangat terasa. 

Aktivis kesehatan, Yuli Supriati, menceritakan pengalamannya bahwa kendala yang dialami dalam mempromosikan vaksinasi atau imunisasi sangat lekat dengan budaya di masing-masing daerah. 

Misalnya di Sumatera Barat, Yuli pernah menemukan seluruh penduduk di salah satu kecamatan di pesisir menolak imunisasi karena menganggap vaksin itu haram. 

"Sehingga mereka putuskan tidak imunisasi anaknya. Sedihnya, saya menemukan anak-anak di sana banyak yang sakit, ada yang sampai keterbelakangan mental," kata Yuli dalam webinar “Cek Fakta Seputar Mitos Vaksin” yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip Selasa 20 Oktober 2020. 

Lantas bagaimana solusinya? Salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk meyakinkan masyarakat adalah menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh adat. Masih ada kepercayaan dan kepatuhan yang kuat terhadap pemimpin mereka di daerah. 

"Akhirnya saya perlu bicara dengan pemuka agama dan adat. Menjelaskan pentingnya imunisasi," kata Yuli. 

Yuli menambahkan, pemerintah perlu ekstra cara menyosialisasikan vaksin. Tujuannya masyarakat memahami bahwa vaksin memang ada untuk mencegah COVID-19. 

"Kita tahu pandemi ini dipenuhi banyak hoaks. Perlu adanya transparansi pemerintah terkait vaksin secara gamblang," ujar Yuli.