Tidak Ada Warga Natuna yang Kena Virus COVID-19 Sampai Detik Ini

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal (baju biru)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Bupati Kabupaten Natuna, Abdul Hamid Rizal membawa kabar yang mengejutkan. Bagaimana tidak, sampai detik ini warga di Natuna tidak ada yang terkena virus corona atau COVID-19. Padahal hampir seluruh wilayah di Indonesia terkena virus mematikan itu.

“Alhamdulillah, hingga kini Kabupaten Natuna zero COVID-19. Warga Natuna kompak menjaga sesama, agar terhindar dari virus corona,” kata Abdul dalam keterangannya. 

Diketahui, saat awal pandemi corona masuk ke Indonesia, WNI dari Wuhan China mesti dikarantina di Natuta selama dua pekan. Sejumlah 234 WNI itu dikarantina di area Lapangan Udara (Lanud) Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna.

Baca juga: Iptu Anggoro, Jaga Kerusuhan 98 hingga Nangkap Imam S Arifin

Abdul mengungkapkan, salah satu kunci utama kenapa Natuna mampu bertahan zero COVID-19. Wujud ketegasan itu adalah dengan membentuk Satgas COVID-19 hingga ke tingkat desa. "Kita tahu, Kabupaten Natuna memiliki 16 Kecamatan, dengan 75 desa atau kelurahan.
 Kami tegas dan warga Kabupaten Natuna kompak,” ujar dia.

Dia menuturkan, seluruh perangkat desa diminta untuk menjaga desa masing-masing, dengan aturan yang ketat. Tiap pendatang, yang berasal dari luar Kabupaten Natuna, tanpa kecuali, harus menjalani rapid test. Jika hasilnya reaktif, maka pendatang tersebut harus menjalani swab test, kemudian wajib isolasi, sampai hasil swab test keluar.

“Untuk swab test, kami mengirim sampel ke laboratorium di Batam. Hasilnya baru kami terima 3-4 hari kemudian,” kata dia. 

Abdul mengakui jika tidak mudah mengawasi perbatasan wilayah antara Jarak Ranai sebagai ibu kota Kabupaten Natuna dengan Batam sebagai ibu kota Kota Batam, sekitar 580 kilometer, yang bisa ditempuh dengan sekitar 1 jam penerbangan.

Maklum, ada 154 pulau besar dan kecil di Kabupaten Natuna. “Tanpa kekompakan warga, kami tidak mungkin mampu mengawasi para pendatang. Sangat banyak pintu masuk di berbagai pulau tersebut,” kata dia.

Dia menjelaskan, di Selat Lampa, ada Pelabuhan Pelni, tempat bersandarnya kapal penumpang dari Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selat Lampa tersebut, sekitar 70 kilometer di sebelah selatan Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna. Sejak pandemi COVID-19, kapal penumpang dilarang memasuki pelabuhan tersebut. 

“Ini kami lakukan untuk mencegah penularan COVID-19. Kami tidak memiliki cukup petugas kesehatan untuk memeriksa banyaknya penumpang yang turun dari kapal Pelni,” kata dia.

Di satu sisi, kebijakan tersebut pastilah merugikan, karena aktivitas warga menjadi terhambat. Di sisi lain, penutupan pelabuhan dari kapal penumpang, harus dilakukan demi mencegah penularan COVID-19. 

Sekali lagi, warga serta para pemangku kepentingan di Kabupaten Natuna, kompak menerima keputusan penutupan pelabuhan tersebut.
 
Sebaliknya, kapal barang yang membawa kebutuhan pokok, tetap diperkenankan memasuki pelabuhan di Kabupaten Natuna. “Aturannya, juga ketat,” ucap Abdul.

Dengan kata lain, Kabupaten Natuna menjadi jejak penting bagi percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia. Bagi Abdul, ini tentulah merupakan tantangan tersendiri untuk terus menjaga Kabupaten Natuna sebagai Kabupaten zero COVID-19. 

Ia optimis akan hal tersebut, karena didukung penuh oleh seluruh pemangku kepentingan di Natuna.
 
“Kami bersama Kapolres, Dandim, Dinas Kesehatan, serta seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Natuna, selalu siaga menjaga warga Natuna, agar menaati protokol kesehatan. Agar tidak tertular dan tidak menularkan COVID-19 kepada sesama,” ujar dia.

“Kami siaga. Kami piket secara bergantian, pagi, siang, dan malam,” kata Ramly.

Kebijakan Abdul selaras dengan tugas TNI dalam membantu WNI yang dikarantina waktu itu. Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono yang kini menjadi Kepala Pusat Kesehatan TNI sekaligus Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menuturkan, ia mengirimkan sejumlah tenaga kesehatan untuk mendukung proses karantina di Lanud Raden Sadjad tersebut.

“Atas perintah Kepala Staf TNI Angkatan Darat waktu itu, sejumlah dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta Pusat, kami kirim ke Natuna. Ini wujud dukungan TNI memerangi virus corona tersebut,” ungkap Mayjen Tugas.