Klaster Keluarga di Cianjur, 18 Orang Positif COVID-19

Sebanyak 66 santri di Pesantren Cianjur tepapar COVID-19
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Klaster positif COVID-19 di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, bertambah. Selain klaster pondok pesantren, kali ini muncul juga klaster keluarga. Puluhan orang dinyatakan positif dalam satu keluarga.

Juru Bicara Pusat Informasi Penanganan COVID-19 Kabupaten Cianjur,  dokter Yusman Faisal mengungkapkan bahwa ada klaster keluarga yang positif usai menghadiri acara ulang tahun.

"Sekarang ini sudah dua pesantren. Ditambah satu klaster keluarga juga ada. Ada di Pamoyanan. Ada 18 orang," kata Yusman kepada wartawan, Selasa 24 November 2020. 

Baca juga: Selangkah Lagi, Vaksin COVID-19 Terealisasi

Lanjut Yusman, klaster keluarga merupakan keluarga besar yang memiliki kontak erat usai menghadiri acara ulang tahun. Awal mulanya, para anggota keluarga ini mengalami gejala COVID-19 anosmia atau kehilangan indra penciuman.

"Keluarga besar jadi mengadakan acara dia. Ulang tahun kalau enggak salah itu. Katanya ulang tahun kemudian sampai ada yang anosmia juga. Kehilangan indra penciuman," jelas Yusman.

Satgas kemudian melakukan tracing dan melakukan swab. Hasilnya, 18 orang dinyatakan positif terpapar COVID-19. 

"Sudah berhasil masuk ke isolasi. Sisanya yang menolak. 10 Masuk ke pusat isolasi. Yang 8 orang menolak, tetapi kita obati juga," kata Yusman.

Yusman menjelaskan, 18 orang positif ini tinggal berdekatan. Namun ia tidak merinci anggota yang pertama kali terpapar COVID-19. Namun, Menurut hasil tracing petugas, selain acara ulang tahun keluarga tersebut juga menjengguk salah seorang keluarga yang sakit. 

"Iya hanya keluarganya saja. Satu di lingkungan keluarga itu memang kita lakukan isolasi saja sekalian. Acaranya di rumah. Mereka tinggal di beberapa rumah tapi masih satu saudara. Untuk inisial-inisialnya sangat banyak," katanya. 

"(Untuk yang pertama kali terpapar?) Kalau enggak salah ada yang sakit itu, ada yang sakit sekalian ulang tahun, sekalian menengok juga ya. Yang sakit masih keluarga yang ulang tahun," lanjutnya.

Sementara untuk usianya sendiri, mereka adalah usia produktif. "Banyaknya sih usia produktif lah," katanya.

Yusman menambahkan, terkait rekomendasi untuk sekolah tatap muka di tengah naiknya klaster, masih dalam kajian tim penanganan COVID-19. 

"Sekarang ini kan potensi terbukti klaster pesantren, bahwa potensi atau peluang untuk menjadi klaster itu sangat besar kalau sistem pendidikannya masih tatap muka," katanya.