Bos Bio Farma Buka-bukaan Dasar Pemilihan Vaksin COVID-19 Sinovac

Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Vaksin yang dipilih dan digunakan di Indonesia ditegaskan harus dapat dibuktikan aman dan terjamin, selain juga harus memenuhi aspek mandiri. Serangkaian pengujian klinis pada vaksin juga wajib dilakukan oleh lembaga yang berwenang.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir buka-bukaan terkait dasar pemilihan vaksin COVID-19. Kandidat vaksin itu harus memenuhi beberapa faktor.

Hal itu diungkapkan Honesti Basyir dalam keterangan pers ‘Perencanaan Distribusi dan Quality Control Vaksin COVID-19’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip Rabu 10 Desember 2020.

Baca jugaRokok Makin Mahal 2021, Ini Daftar Kenaikan Harga Ecerannya

"Vaksin yang terpilih harus memiliki unsur keamanan khasiat dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang. Dan, dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian yang dimulai dari pengujian praklinis, uji klinis tahap satu, dua dan tiga,” ujarnya.

Dijelaskan Honesti, melihat timeline ataupun proses pengembangan, calon vaksin COVID-19 dari Sinovac, termasuk satu dari 10 kandidat yang paling cepat dan sudah masuk ke uji klinis tahap 3. 

“Kemudian dari sisi platform ataupun metode pembuatan vaksin menggunakan platform inactivated atau virus yang sudah dimatikan, yang sudah terbukti pada jenis-jenis vaksin lainnya. Platform tersebut sudah dikuasai oleh Bio Farma,” katanya lebih lanjut. 

Kemudian faktor penentu lainnya adalah sistem mutu yang dimiliki oleh Sinovac sudah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac, terdapat juga transfer teknologi dalam hal pengujian-pengujian yang dibutuhkan.

Sebagaimana diketahui, jumlah total vaksin Sinovac yang akan didatangkan Bio Farma adalah 3 juta dosis. Setelah datang 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020, 1,8 juta dosis akan datang pada akhir Desember atau awal Januari 2021.

Pada Desember 2020, Bio Farma juga akan menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin dan tambahan 30 juta bahan baku vaksin pada Januari 2021. (art)