Kontainer Disulap Jadi Laboratorium untuk Mempercepat Tes COVID-19

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meninjau laboratorium Intibios untuk penanganan COVID-19 di Sidoarjo pada Senin, 28 Desember 2020.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau persiapan pembukaan laboratorium Intibios untuk penanganan testing dan tracing COVID-19 di Jalan Letjen Wahono, Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 28 Desember 2020. Dengan laboratorium Intibios itu, diharapkan testing-tracing COVID-19 di Jawa Timur lebih cepat. 

Laboratorium Intibios dibuat oleh PT Intibios Persada Sejahtera yang digagas oleh mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Itu bagian dari kolaborasi pemerintah dan pengusaha untuk penanganan COVID-19. "Kunci dari penanganan COVID-19 adalah bagaimana kita meningkatkan sinergi, kolaborasi," kata Khofifah.

Ia menambahkan, kebutuhan screening dan percepatan tes swab akan lebih cepat dilakukan. Sebab, di laboratorium Intibios bisa mempersingkat waktu penyediaan dan memenuhi standar biosafety level (BSL) 2 plus dengan negative room sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca: Satgas COVID-19 Jatim Dalami Kerumunan di Pemakaman Habib Hasan

"Ada kebutuhan screening melalui laboratorium. Nah, yang disiapkan di sini ada BSL-2 plus yang bisa digunakan untuk melakukan percepatan swab dari PCR. Kita bisa membayangkan kalau keterbatasan lab PCR, bisa saja hari ini di-swab hasilnya beberapa hari berikutnya. Itu yang dulu terjadi di April-Mei," ujar Khofifah.

Enggartiasto Lukita, mengatakan, gagasan pendirian laboratorium Intibios muncul setelah melihat kondisi pandemi yang makin tak terkendali. Gagasan itu kemudian ia sampaikan ketika berkumpul bersama teman-temannya dan kemudian merealisasikan dalam bentuk layanan laboratorium.

"Berkali-kali Pak Presiden mengingatkan, semua pihak harus bersatu. [laboratorium] Ini jawaban dari itu. Jadi, dorongan dari keinginan kami bersama untuk bisa mendukung pemerintah bersama masyarakat lain mengatasi pandemi ini. Kita tidak boleh berpangku tangan, kita tidak boleh diam saja," ujarnya.

Laboratorium itu berdiri di atas bangunan kontainer yang telah dilengkapi peralatan dan mesin yang telah terdaftar dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Satgas COVID-19. Pemilihan kontainer karena kebutuhan mendesak yang harus serba cepat agar bisa langsung dipasang dan dioperasikan segera.

Sekarang, katanya, perusahaan telah membangun 10 laboratorium di 10 kota di Indonesia. Ia mengklaim pendirian laboratorium bukan bisnis, namun upaya untuk turut serta dalam penanganan pandemi COVID bersama pemerintah setempat. "Ini lab kesembilan. Kami berjanji, minimal 10. Target kami 20 lab," katanya. 

Pengusaha yang juga berperan dalam pembuatan Laboratorium Intibios, Teguh Kinarto, menuturkan, keberhasilan penanganan COVID-19 tak hanya mengandalkan dari pemerintah, tapi juga ada peran swasta. "Ketersediaan laboratorium tidak bisa sepenuhnya hanya bergantung kepada pemerintah daerah atau pusat saja," tuturnya. (art)