Faktor Ini Dinilai Alasan Jokowi Pilih Komjen Listyo Jadi Kapolri

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (tengah) .
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi nama pilihan Presiden Joko Widodo yang diajukan sebagai calon tunggal kepala Kepolisian RI. Presiden telah mengirim surat kepada DPR pada Rabu, 13 Januari 2021. Surat diterima oleh Ketua DPR Puan Maharani, didampingi tiga wakilnya, yaitu Azis Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad, dan Rachmat Gobel. Puan mengatakan, DPR akan segera memproses surat presiden.

Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno mengapresiasi kelima nama kader-kader terbaik calon kapolri yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden Jokowi.

"Kelima nama kader-kader terbaik kepolisian tersebut antara lain adalah Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar. Kemudian Kepala Bareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo; Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Pol, Arief Sulistyanto; dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Pol Agus Andrianto," kata Japto, Jumat, 15 Januari 2021.

Menurutnya, Jokowi saat ini tengah bertarung dengan segenap daya yang ada untuk memastikan periode kedua ini bisa diakhiri dengan mulus. Masalahnya periode ini tidaklah semudah periode I, ada wabah COVID-19 yang menyebabkan seluruh rencana periode II nyaris berantakan.

Maka, menurutnya, tidaklah mengherankan kalau Jokowi memilih sosok yang secara personal telah dikenalnya dan pernah bekerja sama.

"Faktor kepercayaan itu sebagai pertimbangan utama Presiden Joko Widodo memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo. Keduanya secara personal kenal, dan pernah bekerja sama saat Pak Jokowi Wali Kota dan Pak Sigit Kapolres Surakarta. Kemudian lebih dekat lagi saat Pak Sigit jadi Ajudan Pak Jokowi saat dilantik jadi presiden (2014-2016)," ujarnya.

Selanjutya, ia menambahkan ada beberapa prestasi Sigit yang akan mendukung kepemimpinannya menjadi Kapolri. Sebagai Kabareskrim, Sigit berhasil menyelesaikan polemik terkait penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Bawesdan.

"Dia berhasil menangkap pihak yang menjadi pelaku dan mengantarkan ke meja hijau. Dia juga berhasil membawa pulang salah satu buronan korupsi paling kakap (baik dari segi kerugian negara maupun dari rute pelarian) Maria Paulin Lumowa yang diduga terlibat pembobolan bank BNI tahun 2003," ucapnya.

Sigit juga berhasil menyelamatkan muka institusinya saat berhasil membongkar aksi kongkalikong anak buahnya dengan buronan Kakap Djoko S Tjandra. Dengan sigap, mantan Kapolda Banten ini tak hanya berhasil menghentikan pelarian Djoko S Tjandra yng sudah buron sejak tahun 2009.

"Dia juga berhasil membongkar jaringan pembantu pelarian Djoko S Tjandra di kepolisian dan sejumlah institusi lain," katanya.

Ia menyatakan secara organisasi baik dari pusat sampai tingkat bawah, akan bersinergi dengan Polri untuk sama-sama meningkatkan Kamtibmas dan kesadaran hukum di masyarakat.

Ia berharap DPR bisa segera melakukan fit and proper test untuk mempercepat seleksi ini agar saat Jenderal Idham Aziz pensiun, penggantinya sudah siap.

Sementara itu, Sekjen MPN Pemuda Pancasila H Arif Rahman menyatakan, saat ini satu-satunya pegganjal bagi jalan Sigit, adalah maraknya suara keberatan dari kelompok intoleran yang menyoal keyakinan Sigit.

Bagi Arif, itu bukanlah persoalan prinsipil. Apalagi tidak ada aturan  yang mensyaratkan Kapolri harus berkeyakinan tertentu. “Sebaliknya, dengan adanya issue sentimen keyakinan ini, Pak Sigit akan lebih hati hati melangkah dan akan menjunjung tinggi profesionalitas dan transparansi. Sebab, dia sadar ada keliru sedikit, issue keyakinan ini akan mengemuka,” ujar Arif.

Maka dari itu, menurut Arif, menyimak pertimbangan-pertimbangan tersebut, Pemuda Pancasila akan berperan aktif mengawal Komjen Sigit Listyo sebagai Kapolri pilihan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Cara Komjen Listyo Wujudkan Kemandirian Ekonomi Pesantren di Banten