Tenaga Medis di Jawa Barat yang Menolak Divaksin Akan Dilacak

Ridwan Kamil Tinjau Simulasi Vaksinasi Covid-19
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Gubernur Ridwan Kamil menargetkan program vaksinasi COVID-19 untuk 135 ribu tenaga kesehatan di Jawa Barat selesai dalam satu bulan. Rencana penyuntikan secara massal vaksin COVID-19 buatan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac, itu dilakukan untuk pemerataan seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.

Dalam keterangannya pada Kamis, 21 Januari 2021, vaksinasi tahap kedua dilanjutkan kepada kelompok profesi lainnya yang rentan tertular COVID-19, misalnya aparat TNI dan Polri. Kemudian pada tahap ketiga untuk masyarakat umum yang sesuai kriteria.

Ridwan memastikan pelaksanaan vaksinasi pada tahap pertama telah dievaluasi. Distribusi vaksin hingga ke puskesmas-puskesmas sudah dievaluasi dan diklaim lancar.

Baca: Sebelum Divaksin, Ariel Sempat Ragu

Mengantisipasi ada tenaga medis, atau aparat TNI dan Polri, yang mestinya disuntik vaksin tetapi enggan hadir atau menolak vaksinasi, pemerintah Jawa Barat akan memeriksa semua datanya. Dia berharap pemerintah pusat mengizinkan pemerintah daerah untuk mengakses data itu untuk kepentingan pelacakan.

"Yang kita perbaiki adalah adanya ketidakhadiran: yang sudah diwajibkan datang ternyata tidak hadir. Kami meminta pemerintah pusat untuk sharing datanya—karena diatur pusat—sehingga kalau tidak datang kami bisa lacak; H-1 bisa kita ingatkan bahwa anda punya kewajiban," ujarnya.