Pipa Gas Bocor di Mandailing Natal, 3 Tewas dan 16 Dirawat di RS

Korban pipa gas PLTP Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Sumber :
  • Putra Nasution/VIVA.

VIVA – Pipa gas bocor dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, hari ini. Akibatnya, tiga orang tewas dan 16 orang dirawat di rumah sakit.

Peristiwa pipa gas bocor itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi VIVA, Senin sore, 25 Januari 2021. "Iya betul, tim dari Polres Mandailing Natal sudah di TKP. Nanti kita informasikan ya, saya cek dulu (data keseluruhan)," ungkap Hadi.

Baca jugaMasih Pandemi, Tarif Batas Bawah dan Atas Maskapai Perlu Dievaluasi

Peristiwa kebocoran gas itu terjadi tadi siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama polisi dan warga melakukan evakuasi korban ke rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian tersebut.

“Benar kejadiannya kira-kira jam 11, kita menerima berita, saya sedang menuju lokasi. Itu korbannya ada 16 lagi dirawat di rumah sakit umum, sedangkan sementara yang meninggal dunia ada tiga orang,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Mandailing Natal, M Yasir Nasution. 

Yasir menjelaskan, seluruh korban yang mengalami keracunan pipa bocor itu, merupakan warga Desa Sibanggor Julu. Diduga korban menghirup gas bocor yang berada di persawahan milik warga.

“Itu kan pipa yang melewati persawahan, jadi mungkin masyarakat lagi bekerja di sana,” tutur Yasir.

Pihak PLTP Sorik Marapi juga melakukan perbaikan pipa gas bocor untuk pencegahan penyebaran gas yang bisa membuat korban jatuh lebih banyak lagi.

"Perusahaan lagi penyisiran di lokasi-lokasi yang dianggap rawan apakah masih ada lagi korban yang belum ditemukan,” ungkap Yasir.

Untuk penyebab pipa bocor belum diketahui, Yasir mengatakan bahwa masih dalam penyidikan pihak kepolisian saat ini. Mereka fokus melakukan evakuasi korban.

“Masih dalam penyelidikan. Masyarakat kita imbau supaya tenang. Alat deteksi (udara) sudah ada dan terus dilakukan,” jelas Yasir.