Drone Emprit Beberkan Keanehan Munculnya Isu Aisha Weddings
- Twitter @ismailfahmi
VIVA – Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi ikut berkomentar soal isu Wedding Organizer Aisha Weddings yang tengah jadi sorotan publik. WO tersebut diketahui bisa memfasilitasi pernikahan anak di bawah umur hingga poligami.
Isamil tidak membahas soal tawaran dari WO tersebut, tetapi dia menganalisi bagaimana isu ini muncul dipermukaan. Dia memaparkan secara detail website Aisha Wedding yang menurutnya banyak keanehan.
Dikutip dari berbagai sumber, drone emprit merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online yang berbasis teknologi big data. Drone Emprit sendiri menggunakan keahlian Artificial Intelligence dan Natural Learning Process (NLP).
Drone Emprit mampu menyajikan peta Social Network Analysis tentang bagaimana sebuah hoax berasal, menyebar, siapa influencers pertama, dan siapa groupnya.
VIVA sudah izin mengutip penjelasan Ismail mengenai website Aisha Weddings dari akun Twitternya @ismailfahmi, Kamis 11 Februari 2021. Begini penjelasannya:
"Di FB dan Web sudah hilang pagenya. Tapi jejak digital masih bisa dicek di http://Archive.org.
Saya lihat thread dari @representatif ini cukup bagus menjelaskan temuan online dan offlinenya. Nambahin dikit saja, kalau situs http://aishaweddings.com ini pada tahun 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke http://aishaevents.com. Lalu lompat diupdate pada 2021." tulis Ismail.
Ismail menjelaskan, konten di website Aisha Wedding ternyata baru diunggah hari Selasa 9 Februari 2021. Hal itu nampak dari penelusurannya yang menyebutkan jika konten web tersebut belum lengkap dan isinya provokatif.
"Baru beberapa halaman yang terisi, seperti Keyakinan tentang Poligami, Untuk Kaum Muda. Sedangkan bagian Layanan, Covid-19, Kontak belum diisi. Sepertinya web ini baru dibuat, tapi keburu ketahuan,” tulis dia.
Dia memaparkan, isu yang dihembuskan oleh Aisha Weddings sengaja bernada provokatif. Yakni soal manfaat poligami yang bisa dinikmati umat islam. "Duh.. haha. Umat Islam yang beneran mau poligami, juga ndak akan menulis spt itu. Sptnya terburu-buru bikin kontennya," kata dia.
Disisi lain, ada faktor yang menurutnya tidak dipertimbangkan oleh pemilik Aisha Weddings, yakni soal website yang tidak lengkap namun sudah disebar di spanduk.
"Kecepetan Launching, Spanduk sudah dibikin di beberapa titik. Kl spanduk ada, artinya sudah siap terima layanan. Apalagi ada email denga domain. Saran: Web dilengkapi dulu, yg profesional. Baru spanduk disebar, biar lebih meyakinkan," kata dia.
Ismail menjelaskan hal lain, yakni soal isu yang sengaja di sebar di media sosial baik Twitter maupun Facebook. Dia melihat hal tersbeut cukup berhasil dengan akun penyebar konten di dua media sosial tersebut.
Itu terlihat dari kometar netizen dan menjadi terpopuler di Twitter. Sementara banyak media main stream mengangkat berita ini meski isinya laporan dari KPAI.
"Kalau melihat komentar-komentar yang paling populer di Twitter, sebagian curiga ini bisnis betulan. Tapi banyak yang isinya percaya bahwa Aisha Weddings ini betul-betul ada, sehingga menuding: ada penggunaan agama untuk trafficking, bisnis eseks-esek, agenda pedofilia, poligami,” kata dia.
Dari situ, Ismail menyimpulkan:
1. Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya baik secara online maupun offline.
2. Situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Feb (berusia 1 hari), dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itupun redirect ke situs lain.
3. Disinformasi yang meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik.
4. Banyak pihak sudah menyatakan keberatan atas iklan nikah muda, poligami, penyimpangan pemahaman agama dan UU yg dibuat oleh akun tidak jelas ini.
5. Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil, karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Ismail mengatakan jika isu tersebut tidak perlu digubris lagi dan menyerahkan semuanya ke polisi untuk diusut tuntas.
"Menurut saya sih, kehebohan publik ini tak perlu dilanjutkan. Karena memang tidak jelas siapa yang membuat, dan tujuannya sepertinya bukan sungguh-sungguh sebagai iklan Wedding profesional. Kita serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap pelakunya biar tidak terulang," kata dia.
Seperti diketahui, media sosial tengah dihebohkan dengan salah satu wedding organizer (WO) Aisha Wedding. Ramainya Wedding Organizer itu lantaran mempromosikan tentang pernikahan siri, pernikahan dini dan poligami.
Dalam situs website resminya, aishawedding.com, wedding organizer ini fokus mencarikan pasangan hidup untuk wanita yang masih di bawah umur. Yakni pada usia 12 hingga 21 tahun.