Roy Suryo: Kalau SBY Sebut Nama, Berarti Itu Sudah Keterlaluan

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sumber :
  • PDemokrat

VIVA – Mantan politisi Partai Demokrat, Roy Suryo, angkat bicara terkait pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang dalam pernyataannya terang-terangan menyebut nama Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, ingin melakukan kup atau kudeta terhadap kepemimpinan partai. 

Menurut Roy, SBY merupakan pribadi yang terukur, terstruktur dan santun. Jika dalam pernyataannya di depan umum sampai menyebut nama seseorang, menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu, orang tersebut berarti sudah bersikap keterlaluan. 

Roy mengaku mengenal seperti apa SBY. Sebab selama ini meski dalam keadaan marah sekalipun, menurutnya SBY tak pernah sampai dengan lantang menyebut nama seseorang.

Baca juga: Ngabalin Ingatkan SBY dan Demokrat Jangan Terus Seret Nama Jokowi

"Selama 15 tahun lebih di Partai Demokrat dan sempat membantu Pak SBY langsung di kabinet, Insya Allah saya cukup faham sosoknya. Sebagai pribadi yang terukur dan terstruktur, beliau sangat santun. Jadi kalau sampai sudah menyebut nama, berarti memang orang tersebut sangat terlalu," kata Roy saat dikonfirmasi, Kamis 25 Februari 2021.

Roy juga menganggap wajar apabila SBY sampai turun gunung mengatasi permasalahan partai. Menurutnya bukan karena tak percaya Ketum Demokrat AHY bisa menyelesaikannya. Tetapi sebagai bentuk dari rasa memiliki Partai Demokrat.

"Saya percaya PD bisa menyelesaikan urusan internal, meski ada gangguan eksternalnya tersebut. Soal Pak SBY "turun gunung" masih wajar, beliau kan Ketua Majelis Tinggi PD, jadi memang sangat berhak memberikan arahan dan koreksi kepada langkah PD di masa depan, biasa-biasa saja," ujarnya.

Petinggi partai turun gunung, kata Roy, itu adalah hal yang biasa, pada beberapa partai hal tersebut pernah terjadi. Seperti dia mencontohkan saat Akbar Tanjung masih kerap memberikan arahan ke Partai Golkar.

"Saya sering lihat beberapa partai juga sering melakukan hal sama, misalnya Pak Akbar Tanjung dan Pak Aburizal Bakrie, masih memberikan comment dan arahan terhadap Partai Golkar, itu biasa dan sangat bagus. Jadi semua memiliki sifat "handarbeni" (ikut memiliki)," ujarnya.

Sebelumnya, dalam unggahan video, SBY yang juga Presiden RI ke-6 menyebut isu kudeta di Partai Demokrat tersebut merugikan kepemimpinan Presiden Jokowi. SBY bahkan menyebut nama Moeldoko.

"Secara pribadi, apa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi. Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi miliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," kata SBY.

"Partai Demokrat justru berpendapat apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu, merugikan nama baik beliau (Jokowi)," lanjutnya.