Bule Argentina Jualan Kebab di Kalteng, Jadi Perhatian Imigrasi

Petugas Kantor Imigrasi Sampit saat mengecek dan mewawancarai Juan Ignacio Paillaleo Perez alias Umar dan Aulia Fitriani Nasution di Pangkalan Bun, Sabtu, 20 Maret 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Keberadaan seorang bule berkewarganegaraan Argentina yang berjualan kebab di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, viral dan menjadi perhatian Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit yang kemudian memintai keterangan warga negara asing itu.

"Ini menanggapi viralnya video orang asing warga negara Argentina yang mualaf dan jualan kebab di pinggir jalan dan istrinya seorang dokter di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit, Bugie Kurniawan, melalui Humas Unit Kerja Keimigrasian Pangkalan Bun, Wirahadi Saputra, di Kabupaten Kotawaringin Timur, Sabtu, 20 Maret 2021.

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit telah mengecek dan mewawancarai langsung warga negara asing itu. Si bule bernama Juan Ignacio Paillaleo Perez yang setelah memeluk Islam juga menggunakan nama Umar. Pria 25 tahun itu memiliki paspor yang masa berlakunya hingga 15 Maret 2028.

Pria itu sudah memiliki izin tinggal dengan izin tinggal terbatas tujuan penyatuan keluarga. Umar menikahi seorang perempuan bernama Aulia Fitriani Nasution yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit swasta di Pangkalan Bun.

Hasil wawancara dan pengecekan administratif oleh petugas terhadap Juan Ignacio Paillaleo Perez alias Umar dan Aulia Fitriani Nasution yang saat ini tinggal di Pangkalan Bun, dibuktikan bahwa keduanya memang merupakan suami dan istri yang resmi tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.

Menurut pengakuan Aulia Fitriani kepada petugas, dia sudah mengenal Umar sejak 2018 dan sejak itu juga suaminya menjadi muallaf. Saat ini suaminya berprofesi sebagai wiraswasta berjualan kebab dan nasi kebuli di Pangkalan Bun sejak 2019.

Juan Ignacio Paillaleo Perez alias Umar sudah berencana melakukan alih status dari dokumen izin tinggal terbatas (ITAS) menjadi izin tinggal tetap (ITAP), agar berikutnya dapat memenuhi persyaratan memperoleh kewarganegaraan Indonesia untuk melepaskan warga negara asingnya.

Wirahadi menegaskan, berdasarkan data dokumen izin tinggal yang dimiliki Juan Ignacio Paillaleo Perez, kegiatannya berjualan kebab di Pangkalan Bun adalah bertujuan hanya untuk menafkahi keluarganya, bukanlah merupakan suatu pelanggaran keimigrasian.

"Ketentuan hal ini sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yakni Pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf e, Orang asing yang kawin secara sah dengan WNI dan Pasal 61, Pemegang Izin Tinggal terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf b dan huruf d dapat melakukan pekerjaan dan/atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan/atau keluarganya," kata Wirahadi. (ant)