Menkes Targetkan RI Produksi Vaksin Sendiri pada Semester II 2022

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis, 25 Maret 2021.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui ada kendala dalam program vaksinasi COVID-19, yakni ketersediaan vaksin yang terbatas. Sebab vaksin-vaksin yang diproduksi oleh sejumlah perusahaan biofarmasi beberapa negara belum dapat memenuhi kebutuhan vaksin semua negara di dunia.

Budi menjelaskan, vaksin-vaksin yang tersedia namun terbatas sekarang menjadi rebutan negara-negara di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia sudah mengamankan pasokan vaksin tetapi belum memenuhi total kebutuhan.

“Negara yang sudah dapat mungkin 50 atau 55 negara. Kita saja (Indonesia) belum semuanya,” katanya saat ditemui di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis, 25 Maret 2021.

Karena itu, katanya, pemerintah juga menargetkan dapat memproduksi sendiri vaksin di dalam negeri, sedikitnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah telah menargetkan memulai memproduksi vaksin itu pada semester II tahun 2022.

Sesuai perkiraan jangka waktu pelaksanaan vaksinasi yang memerlukan waktu 12-15 bulan sampai tuntas menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, katanya, vaksin yang diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat memenuhi kekurangan pasokan pada tahun 2022.

Program vaksinasi tahap kedua, katanya, menargetkan total 38 juta orang yang dimulai pada Maret dan diperkirakan selesai pada Juni 2021. 

Sejauh ini, menurut Budi, penyuntikan vaksin di seluruh Indonesia mampu menjangkau hingga 480.000 orang per hari, dengan asumsi tidak ada penyuntikan setiap hari Sabtu dan Minggu. Artinya, pelaksanaan vaksinasi efektif selama 22 hari tiap bulan, yang berarti total 12-13 juta orang selama empat bulan.