Pascagempa Malang, Polda Jatim Patroli Dunia Maya Cegah Hoax 

Ilustrasi mesin seismograf membaca gempa.
Sumber :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budhiana

VIVA – Kepolisian Daerah Jawa Timur langsung melakukan patroli dunia maya setelah gempa mengguncang Kabupaten Malang dan terasa di seluruh daerah di Jatim pada Sabtu siang, 10 April 2021. Patroli siber dilakukan untuk mencegah dan menangkal pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan konten-konten tidak benar atau hoax terkait peristiwa alam tersebut.

Beberapa saat setelah gempa terjadi, banyak video dan foto yang menggambarkan suasana panik dan kerusakan bangunan tersebar bebas di media sosial dan jejaring WhatsApp. Bisa saja sebaran foto dan video itu benar akibat gempa Malang, namun bisa juga kejadian yang tak berhubungan dengan gempa Malang dan sengaja diedit orang tak bertanggung jawab untuk keisengan, agar masyarakat panik atau berharap memperoleh keuntungan.

“Setelah ada informasi gempa di Malang yang dirasakan hampir di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, kami langsung melakukan patroli siber untuk menelusuri bilamana ada akun-akun yang menyebarkan konten-konten yang tidak benar atau hoax,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Farman kepada VIVA.

Farman mengimbau kepada masyarakat, agar mengkonfirmasi terlebih dahulu ketika menerima atau mendapatkan foto dan video yang dinarasikan pengirim sebagai gambaran visual gempa Malang. Jika kemudian konten itu ternyata diketahui tidak benar, masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkannya lebih luas. “Gunakan medsos secara bijak, saring terlebih dahulu sebelum sharing,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 6,1 skala richter yang terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, tepatnya di koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 25 km, Sabtu siang, 10 April 2021.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu, 10 April 2021, pukul 20.00 WIB, mencatat lebih dari 300 rumah rusak dengan tingkatan berbeda, dari ringan hingga berat. 

BNPB menghimpun sejumlah data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Jawa Timur (Jatim) dengan total rumah rusak berat (RB) berjumlah 11 unit, rusak sedang (RS) 194 dan rusak ringan (RR) 126. 

Sementara korban jiwa akibat gempa tersebut bertambah menjadi delapan orang. Data BPBD Jatim menyebutkan lima korban meninggal dunia adalah warga Kabupaten Lumajang, sementara tiga korban meninggal dunia lainnya berasal dari Kabupaten Malang.

Sementara korban luka di Kabupaten Lumajang sebanyak sebelas orang. Rinciannya, satu orang luka berat dan sepuluh orang luka ringan. Korban meninggal dunia maupun yang luka-luka kebanyakan karena tertimpa reruntuhan bangunan. Sedangkan di Kabupaten Malang dilaporkan dua orang korban luka ringan.

Korban luka-luka lainnya tersebar di beberapa daerah di luar Lumajang dan Kabupaten Malang. Rinciannya, delapan orang mengalami luka ringan di Kabupaten Blitar, satu orang luka ringan di Kabupaten Tulungagung, satu orang luka ringan di Jember, dan dua orang luka ringan di Kota Blitar.