Masuk Indonesia, 32 WN India Dipulangkan Balik Imigrasi Bandara Soetta

WN India yang dideportasi ke negaranya.
Sumber :
  • Istimewa/Sherly

VIVA – Sebanyak 32 warga negara India dipulangkan pihak Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Minggu, 25 April 2021. Puluhan warga negara India itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, dengan menggunakan maskapai Emirates Airlines nomor penerbangan EK356 dari Dubai pada Sabtu kemarin, pukul 15:30 WIB.

Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian (TIKIM) Sam Fernando mengatakan, penolakan masuknya WN India itu dilakukan setelah menimbang dinamika tsunami pada kasus COVID-19. Hal ini sebagaimana dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) melalui situsnya.

"Ini langkah antisipatif yang dilakukan oleh Imigrasi Soekarno-Hatta guna mencegah imported case COVID-19," kata Sam, Minggu, 25 April 2021.

Dia menyampaikan, langkah Imigrasi Soekarno-Hatta telah sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi pada 23 April 2021. Isi dari kebijakan tersebut mengatur tentang penolakan masuk orang asing yang memiliki riwayat perjalanan dari wilayah India.

"Kami menjalankan penolakan dan pemulangan ini sesuai dengan aturan, yang mana bila dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk wilayah Indonesia sempat memiliki perjalanan ke India, maka ditolak. Serta penangguhan pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas bagi warga negara India," ujarnya.

Dalam proses pemulangan, puluhan WNA ini, menunggu di tempat khusus Terminal 3 kedatangan internasional Soekarno-Hatta dengan pengawasan pihak terkait melibatkan maskapai, aviation security, serta Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Pemulangan pun dilakukan pada dini hari, dengan menggunakan maskapai Emirates Airlines bernomor penerbangan EK359 pada pukul 00:40 WIB dari Bandar Udara Soekarno-Hatta menuju Dubai.

Dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 25 April 2021, lonjakan kasus COVID-19 di India menyebabkan krisis di rumah sakit karena tempat tidur menjadi terbatas. Selain tempat tidur, terjadi keterbatasan oksigen, dan obat-obatan. Hal ini lantaran lebih dari 2.000 orang meninggal setiap hari.