Jokowi Pernah Telpon Menkes India, Tanya Cara Turunkan Kasus COVID-19

Presiden Jokowi saat memberi pengarahan kepada kepala daerah secara virtual
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo meminta kepada seluruh kepala daerah di Indonesia belajar dari lonjakan kasus COVID-19 di India. Seperti diketahui, India saat mengalami mengalami lonjakan kasus COVID-19 sangat drastis. Bahkan angka kematian akibat COVID-19 di India hari-hari ini mencapai lebih 200 ribu orang per hari.

Jokowi mengatakan India pada periode Oktober, November hingga Desember 2020 lalu, mampu melandaikan kurva penyebaran kasus COVID-19 di negaranya. Dengan tren seperti itu, Jokowi sempat meminta tips atau cara melandaikan kasus COVID-19 kepada pemerintah India.

"Bahkan saya ingat Januari kita telepon ke Menteri Kesehatan India kuncinya apa? Kuncinya adalah mikro lockdown. Sehingga kita adopsi di sini PPKM skala mikro," kata Presiden Jokowi dalam Pengarahan Presiden RI kepada kepala daerah yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Kamis, 29 April 2021.

Menurut Jokowi, pada saat itu India mampu menurunkan kasus hingga 10.000 kasus per hari. "Tetapi kita tahu hari-hari ini terjadi sebuah lonjakan yang sangat eksponensial di India menjadi 350 ribu kasus aktif per hari. Ini yang menjadi kehati-hatian kita semuanya," ujar Jokowi.

"Hati-hati dengan perkembangan yang ada di India, juga tidak hanya di India, ada di Turki, ada di Brasil, dan ada beberapa di Uni Eropa. Hati-hati," lanjutnya.

Belajar dari lonjakan kasus India, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mewanti-wanti kepala derah agar memantau secara seksama perkembangan kasus penularan virus COVID-19 di wilayahnya dan segera melakukan upaya pengendalian jika terjadi peningkatan kasus.

"Jangan kehilangan kewaspadaan, ikuti angka-angkanya, ikuti kurvanya, ikuti harian, begitu naik sedikit segerakan untuk ditekan kembali agar terus menurun," pintanya.

Hal yang sama juga diingatkan Presiden kepada kepala daerah agar mewaspadai libur panjang, terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sebab, terang Jokowi, setiap libur panjang ada tren peningkatan kasus COVID-19.

Setidaknya, kata Jokowi, ada empat libur panjang yang menyebabkan kenaikan tinggi kasus COVID-19. Seperti libur Idul Fitri tahun lalu naik sampai 93 persen, libur di bulan Agustus 2020 naik sampai 119 persen, libur Oktober 2020 naik 95 persen, libur tahun baru 2021 naik sampai 78 persen, dan libur Paskah 2021 naik 2 persen.  "Oleh sebab itu, hati-hati," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, gelombang kedua infeksi COVID-19 di India telah membuat setidaknya 300.000 orang per hari dites positif selama seminggu terakhir. Pasien COVID-19 membanjiri fasilitas kesehatan dan krematorium.

Bahkan, dalam 24 jam terakhir, India mencatat 360.960 kasus baru, jumlah kasus harian terbesar di  dunia, menjadikan total jumlah kasus COVID-19 di India hampir 18 juta. Kemudian, terdapat 3.293 kematian, dan menjadikan korban meninggal dunia sejauh ini menjadi 201.187 orang.

Jumlah kematian akibat COVID-19 di India melonjak melewati 200.000 pada Rabu, 28 April 2021 karena kekurangan oksigen, persediaan medis dan staf rumah sakit sehingga menambah rekor jumlah kasus baru virus di negara itu. 

Para ahli percaya penghitungan resmi jauh di bawah perkiraan jumlah korban sebenarnya di negara dengan populasi 1,3 miliar itu.