Laju Kematian Akibat COVID-19 di Sumatera Barat Meroket Tajam

Forum rapat konsultasi Panitia Khusus Penanganan COVID-19 DPRD Sumatera Barat dengan Satgas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, pada Rabu, 24 Februari 2021.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia untuk wilayah Sumatera Barat Defriman Djafri menyebutkan bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Sumatra Barat kian hari kian mengkhawatirkan. Selain kasus terkonfirmasi positif bertambah, angka kematian juga cenderung mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Berdasarkan hasil analisis kata Defriman Djafri, peningkatan tajam kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Sumatra Barat sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.

“Case Fatality Rate COVID-19 terhitung dari awal April sampai awal Mei 2021 itu, 2,27 persen.  Sedangkan untuk laju kematiannya 2,35 kematian per 100 ribu penduduk di Sumatera Barat. Kita memprediksi, kecenderungan laju kematian di Sumatra Barat ini, akan meningkat tajam ke depan,”kata Defriman Djafri, Kamis 6 Mei 2021.,” kata Defriman Djafri, Kamis 6 Mei 2021.

Melihat fakta peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian yang terus meningkat, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang ini mengimbau kepada Pemerintah Sumatera Barat untuk segera mengambil langkah konkret sebagai bentuk mengantisipasi.

“Jangan lagi ada narasi banyak yang terinfeksi kan sedikit yang mati. Semoga terketuk hati nurani untuk segera mengambil langkah konkret dan mengantisipasi ini semua. Pandemi tidak mungkin dibasmi. Tetapi diwujudkan terkendali,” ujar Defriman.

Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, did juga mengingatkan sikap pemimpin akan menjadi kunci utama dan pemegang kendali. Yang dibutuhkan saat adalah adaptasi. Pemimpin yang punya nyali menentukan sikap peduli, maka akan mampu mengubah keadaan.

Defriman menilai, karena banyak kepala daerah yang baru termasuk juga gubernur sepertinya terjadi dilema seperti di antaranya menunaikan janji kampenye, mencari simpati, hilangnya empati menghadapi pandemi,  kita tidak tahu itu. Dia melihat penanganan COVID-19 saat ini sudah kendor.

“Sekarang, kelihatan sekali dari awal April ada peningkatan tajam kematian. Bisa dilihat dari grafik kumulatif hasil kajian kita. Laju kematian ini sangat tinggi potensi terjadi peningkatan kalau tidak diantisipasi. Peran pemimpin yang punya nyali menerapkan strategi jitu dan terobosan tepat sasaran, sangat diperlukan dalam kondisi saat ini. Kondisi ini sudah gawat,” kata Defriman.

Sebelumnya kata Defriman Positivity Rate (PR) COVID-19 di Sumatera Barat sempat menyentuh angka 17,6 persen. Angka itu, merupakan rekor baru untuk persentase PR sejak pandemi mematikan ini menyerang bumi Minangkabau. 

Defriman pada saat itu, sempat mengimbau pemerintah untuk segera menerapkan langkah strategis yang jitu untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif yang lebih besar lagi.

Menurut Defriman, merujuk pada gambaran mobilitas penduduk, kasus konfirmasi positif dan kematian COVID-19 di Sumatera Barat sempat landai dan bisa ditekan sampai Agustus 2020. Namun sejak Agustus hingga kini laju kematian melonjak Tajam. Tercatat ada 753 kasus kematian.

“Laju kematian yang sempat bisa kita tekan pada 2020 lalu kini melonjak tajam. Angka kematian kita Tinggi. Kita juga sudah ingatkan ini ke Pemerintah Provinsi. Namun sampai saat ini, kita menilai belum ada langkah strategis dan Jitu untuk menekan laju penambahan kasus positif dan kematian ini,” ujarnya.

Diketahui, merujuk pada data rilis Satgas COVID-19 Sumbar, total warga yang meninggal akibat COVID-19 sampai saat ini sebanyak 824 orang atau 2,18 persen. Yang terbaru penambahan kematian sebanyak 5 pasien pada Rabu kemarin.