Ganjar: yang Larang Mudik Itu Siapa? Mudik Silahkan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • Intagram @ganjar_pranowo

VIVA – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan santai menjawab mengenai larang mudik yang digaungkan pemerintah pusat. Bagi dia, kebijakan itu perlu dimaknai secara utuh dan jernih, bukan secara emosi. Pemerintah pusat, kata Ganjar, tidak melarang masyarakat mudik. Mudik bisa tetap berlangsung dengan cara virtual seperti tahun kemarin menyesuaikan masa pandemi COVID-19.

"Sing ngelarang mudik iki yo sopooo (yang ngelarang mudik itu siapa)? Mudik itu boleh silakan, monggo. Ajak anak istri saudara atau siapa pun untuk mudik. Tapi mudiknya virtual saja. eling - elingan. (diingat - ingat). Virtual saja," ujar Ganjar saat menyampaikan pernyataan itu lewat akun Instagramnya @ganjar_pranowo, dikutip VIVA.

Menggunakan bahasa Jawa, Ganjar memahami grundelan, misuh dan gerutu masyarakat ketika larangan mudik disampaikan. Oleh karenanya dia menyampaikannya pun secara santai sambil menyeruput air dari cangkir klasik yang berada di meja sebelahnya. 

Menurut Ganjar, umpatan atau keresahan disampaikan masyarakat banyak mempertanyakan kenapa tradisi mudik dilarang, tapi di satu sisi tempat wisata, kantor, pasar dan pusat perbelanjaan dibuka. Ada juga unek- unek masyarakat yang menyampaikan bahwa kerap kali pemerintah menyampaikan penanganan COVID-19 di Indonesia sudah baik dan kasus harian sudah menurun. Atau program pemerintah mengenai vaksin COVID.

Pernyataan - pernyataan itu tergambar jelas disampaikan masyarakat kala merespons kebijakan larangan mudik.

"Ada juga konco jenengan, yang masha Allah galaknya minta ampun. Kalau nulis komentar di medsos 'peraturan opo kui'," tutur Ganjar menjabarkan keresehan masyarakat yang dia amati lewat media sosial atuapun kanal lainnya.

Ganjar masih mengingat kala meminta masyarakat tidak mudik di tahun lalu. Saat itu ajakan disampaikan bisa dikatakan di awal masa pandemi, ketika semua aturan masih berubah- ubah. Masa libur panjang di tahun lalu, tidak hanya pada mudik lebaran, nyatanya telah memakan banyak korban. Banyak tenaga medis kerja siang - malam, bukan hanya berjuang menyelamatkan tapi juga bergururan.

"Kita ini sangat berpotensi jadi penyebab kematian satu, dua, puluhan bahkan ratusan nyawa. Ini bukan soal tradisi atau agama. Bukan soal suku atau negara. Tapi menyelamatkan satu nyawa saudara kita jadi jauh lebih penting dari segalanya," kata Ganjar.

"Masih ingat ndak kata Gus Dur, di atas politik itu ada kemanusiaan. Saya mau tambahi di atas politik tradisi dan kebudayaan itu ada kemanusiaan," sambung Ganjar yang juga politisi PDIP ini.

Maka dari itu dengan berdiam diri dan di rumah saja, tidak berpergian, tidak pulang kampung adalah langkah paling tepat atau disebut Ganjar laku kemanusiaan saat ini.

"Ya kita cukup hanya berdiam diri di rumah untuk tidak memperumit masalah di tengah wabah. Mungkin jenengan pernah dinasihati si Mbah Buyut. 'Lek nduk orang hidup itu jangan semaunya sendiri, semua sudah ada yang mengatur. Tetapi jika semua ikut mengatur ya tunggu saja kekecewaanmu," kata Ganjar mengutip pernyataan si Mbah.

Diberitakan sebelumnya, demi menekan pergerakan mudik masuk ke wilayahnya, Ganjar Pranowo telah berkeliling memantau jalan dan pos penyekatan beberapa hariini. Di Semarang, ia sempat ikut menginterogasi pengendara yang mengemudikan mobil berplat nomor luar Jawa Tengah.

Kemudian di Sragen, ia memergoki travel yang mengaku bawa rombongan pernikahan. Ia juga sempat menemui penjaga posko penyekatan di Tol Kalikangkung Semarang dan Sukoharjo.

Yang terbaru, ia memanjat bak truk untuk memastikan tidak ada penumpang yang sembunyi di dalamnya. Sebab, menumpang truk menjadi modus dilakukan oleh mereka yang nekat mudik di masa pelarangan, agar bisa sampai ke tempat tujuan. Bahkan ada yang sampai sembunyi di balik sayur muatan.

Sementara itu, juga diberitakan VIVA sebelumnya, pemerintah menjabarkan alasan melarang mudik bagi masyarakat yang ingin merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman. Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sejalan dengan keputusan itu, pihaknya sudah menggelar survei secara nasional terkait rencana mudik masyarakat.

Dari survei itu ditemukan, jika mudik diperbolehkan, maka perkiraan sebanyak 81 juta orang ke luar dari rumah menuju kampung halaman masing-masing.

"Tetapi kalau ada larangan mudik, orang yang ingin mudik 11 persen dengan angka 27 juta orang. Itu jumlah yang banyak," kata Budi usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 7 April 2021.

Dari hasil survei, kata Budi, juga diketahui paling banyak tujuan mudik teridentifikasi berasal dari Jabodetabek dengan tujuan Jawa Tengah. Selanjutnya disusul tujuan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Oleh karenanya seluruh jalur mudik tahun ini benar-benar diawasi secara ketat. Baik yang menggunakan jalur darat, laut dan kereta api.

"Kalau berkaitan dengan darat, kita berkoordinasi dengan polisi dan Jakorlantas, bahwa kita akan secara tegas melarang mudik, dan akan melakukan penyekatan di lebih dari 300 lokasi. Sehingga kami menyarankan agar bapak ibu tidak meneruskan rencana untuk mudik dan tinggal di rumah," tutur Budi.