UGM Klaim Berhasil Kembangkan Alat Peringatan Dini Gempa

Ilustrasi gempa
Sumber :
  • VIVA/Ifan Beto

VIVA - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim telah berhasil mengembangkan early warning system (EWS) berupa deteksi gempa. Alat deteksi dini ini disebut bisa memprediksi lokasi gempa beberapa hari sebelum gempa tersebut terjadi.

Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini, Suparno, menyebut bahwa sebelum terjadi gempa di Toli-toli, melalui alat tersebut pihaknya sudah memprediksi akan terjadi gempa.

Suparno menuturkan jika lewat alat peringatan dini, saat ini pihaknya telah bisa memprediksi tiga hari sebelum gempa terjadi.

"Selama ini, pengalaman kami baru dapat memprediksi 3 hari sebelum gempa. Prediksi 3 hari ini untuk wilayah Aceh hingga NTT," kata Suparno dalam keterangannya, Jumat, 4 Juni 2021.

"Khusus untuk DIY, algoritma awal kami bisa mendeteksi gempa 3-7 hari sebelum terjadi. Ini karena saat ini stasiun pengamatan kami baru ada di DIY saja," lanjut Suparno.

Baca juga: Gempa M 6,1 Guncang Ternate, Masyarakat Panik dan Keluar Rumah

Suparno membeberkan jika alat peringatan dini gempa ini dikembangkan bersama tim berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

Suparno menjabarkan ketika akan terjadi gempa di lempeng bumi, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah. Gas radon alam ini akan mengalami peningkatan secara signifikan.

Selain itu, lanjut Suparno, saat akan terjadi gempa terjadi pula fenomena naik turunnya permukaan air tanah secara signifikan.

"Penelitian untuk alat peringatan dini ini sudah sejak 2018. Penelitian dikhususkan untuk mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa. Dari pengamatan yang telah dilakukan kemudian dikembangkan sehingga dirumuskan dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi," kata Suparno.

"Selama dalam proses riset dan pengembangan, alat ini mampu memprediksi kejadian gempa dengan tepat. Selalu cocok. Ini sudah dipakai thesis mahasiswa saya. Bahkan lewat internet kita bisa bantu memberi peringatan sebelum kejadian gempa di antara Aceh hingga NTT," kata Suparno.

Suparno menambahkan sistem ini terbukti telah mampu memprediksi gempa bumi yang terjadi di barat Bengkulu M 5,2 pada 28 Agustus 2020. Kemudian pada 26 Agustus 2020 juga mampu memprediksi gempa di Banten.

Pada 1 September 2020, peringatan dini juga memprediksi terjadinya gempa di barat daya Sinabang, Aceh. Saat terjadi gempa bumi di barat daya Pacitan, Jawa Timur, pada 10 September 2020 alat ini juga dapat memprediksinya.