COVID-19 Melonjak, Haedar Nashir Minta PPKM Ditaati

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir
Sumber :
  • VIVA / Cahyo Edi (Yogyakarta)

VIVA – Kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan. Dari data Kemenkes RI, pasien positif pada Kamis kemarin 24 Juni 2021 bahkan mencatatkan rekor yakni menembus angka 20.574 kasus.

Atas kondisi tersebut, Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan bahwa pemerintah tetap mengambil kebijakan PPKM Mikro. Tidak lockdown seperti yang diusulkan sejumlah pihak. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, angkat bicara. Haedar mengatakan, keadaan saat ini sangat memprihatinkan dan perlu semakin waspada bagi semua pihak.

Baca juga: Cak Nanto: Jangan Tergoda 3 Periode, Jokowi Bisa Contoh Gus Dur

"Masyarakat agar semakin berdisiplin tinggi mengikuti protokol kesehatan. Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen, dan aman secara prokes. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan, dan sejenisnya," tutur Haedar dalam keterangan tertulisnya, Jumat 25 Juni 2021.

Haedar meminta agar masyarakat mentaati ketentuan PPKM. Haedar berharap, masyarakat jangan mencari celah untuk melanggar dan jangan abai dan merasa aman. Apalagi dengan sikap angkuh atau tidak peduli terhadap penularan COVID-19.

"Masalah pandemi ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan kelompok atau orang perorang. Satu saja di antara warga lalai, abai, ceroboh, dan nekad maka berpengaruh terhadap yang lainnya," ungkap Haedar.

"Sudah tinggi (kasusnya), saatnya semua warga bangsa bersikap super waspada dalam menghadapi keadaan yang genting ini. Masalah ini bukan soal sikap takut atau tidak takut serta paranoid atau tidak, tetapi menyangkut pertaruhan keselamatan jiwa dan hajat hidup manusia keseluruhan yang harus dijaga dengan seksama serta agar kasus COVID-19 tidak semakin berat," lanjut Haedar menjelaskan.

Haedar meminta kepada pemerintah dari pusat sampai daerah, dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama. 

Termasuk menerapkan kebijakan PPKM. Haedar mengatakan inkonsistensi akan membuat langkah penanganan COVID-19 menjadi maju mundur atau fluktuatif, yang akhirnya kondisi bisa tidak terkendali. 

"Para pejabat dan elite negeri dari pusat sampai daerah juga penting menyatukan sikap dan langkah, disertai keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan dan tidak memberi angin kepada warga yang membuat semuanya menjadi longgar dan lalai. Bila prihatin dengan keadaan maka semua pihak mestinya semakin waspada, seksama, dan berusaha seoptimal mungkin dalam mengatasi keadaan pandemi dengan total dan simultan," jelas Haedar.

Haedar meminta kepada para cerdik pandai dan elite manapun, untuk menyatukan pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang  menegasikan virus COVID-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi.

"Kasihan rakyat kecil yang semakin berat menghadapi keadaan akibat COVID, juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi. Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani COVID. Para dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid selain makin overload juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya," jelasnya.

Haedar menambahkan sikap empati dan simpati dari semua warga dan elite bangsa terhadap kondisi rumah sakit dan nasib dokter dan tenaga kesehatan, sangatlah diperlukan. 
Haedar menilai tenaga kesehatan dan dokter telah bertugas penuh dengan resiko. Termasuk, dengan menghentikan segala kontroversi yang menegasikan pandemi dan vaksinasi karena pengaruhnya tidak positif dalam usaha menangani COVID-19 yang semakin berat itu.

"Saatnya semua rendah hati, menahan diri, toleransi, dan mengembangkan kebersamaan di saat kita menghadapi musibah yang sangat berat ini. Kita semua belajar rendah hati dan bijaksana dalam menghadapi pandemi ini. Seraya terus ikhtiar dan munajat kepada Allah agar kita semakin diringankan dari musibah ini, serta Allah mengangkat musibah pandemi COVID-19 ini," tutup Haedar.