Asrama Haji Donohudan Bersiap Jadi Rumah Sakit Darurat COVID-19

Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA – Asrama Haji Donohudan Boyolali yang selama ini menjadi tempat isolasi terpusat akan segera dijadikan sebagai rumah sakit darurat COVID-19. Hal ini dilakukan lantaran tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) sejumlah rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Solo telah mencapai 95 persen.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan Asrama Haji Donohudan akan dijadikan sebagai rumah sakit darurat COVID-19. Berbagai persiapan telah dilakukan di bangunan yang saat ini difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 OTG di wilayah Solo Raya itu. Nantinya rumah sakit darurat itu hanya untuk menangani pasien yang mengalami gejala sedang.

“Saya memang ditugaskan Pak Wali (Wali Kota Gibran) untuk mengawal persiapan AHD (Asrama Haji Donohudan) sebagai rumah sakit darurat khusus yang sedang jadi tidak menangangi pasien dengan gejala berat. Yang berat tetap dikembalikan ke rumah sakit,” kata Teguh saat ditemui di Balai Kota Solo, dikutip Sabtu, 17 Juli 2021.

Dia menjelaskan, bangunan yang akan dipakai sebagai rumah sakit darurat itu gedung blok Madinah. Hanya saja hingga saat ini gedung tersebut masih digunakan untuk tempat isolasi terpusat bagi pasien OTG. Rencananya para pasien tersebut akan mulai digeser ke blok lain lantaran bangunan blok Madinah akan segera dipersiapkan sebagai rumah sakit darurat.

“Besok pagi dari Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan sudah mulai melaksanakan kegiatan persiapan di blok Madinah untuk menjadikan AHD sebagai tempat rumah sakit darurat COVID-19,” ujar dia.

Baca juga: Lewat Tol Cikampek Siap-siap Diputar Balik Jika Tak Ada STRP

Sedangkan ketika disinggung mengenai kapasitas rumah sakit darurat itu, Teguh pun menyebutkan, rumah sakit itu memiliki kapasitas sebanyak 456 tempat tidur. Meskipun terdapat rumah sakit darurat, namun tempat isolasi terpusat untuk pasien OTG itu tetap dipertahankan. Bahkan, kini kapasitas per kamar yang memanfaatkan gedung selain blok Madinah itu juga dimaksimalkan.

“Di sana juga di ruang isolasi yang sudah berjalan kemarin dimaksimalkan lagi yang per kamar empat orang sekarang menjadi per kamar enam orang. Yang tadinya hanya 450 orang nanti akan menjadi 600 sampai 700 orang. Itu yang disampaikan oleh Pak Dirjen dari Kementerian PUPR maupun dari Kementerian Kesehatan,” sebutnya.

Dengan adanya rumah sakit darurat itu, ia pun berharap dapat mengurangi beban lonjakan jumlah pasien COVID-19 yang ada di sejumlah rumah sakit Solo. Sebab, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Solo sudah mendekati angka 100 persen.

“Kemarin ditanya BOR-nya di Solo ini sudah mencapai 95 persen dan IGD maupun ICU sudah penuh berantre-antre,” ujar dia.