Penampakan Salat Id di Masjid Agung Solo dengan Protokol Kesehatan

Salat Idul Adha di Masjid Agung Solo
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Sejumlah masjid di Kota Solo menggelar salat id para perayaan Idul Adha 1442 H yang jatuh pada hari Selasa, 20 Juli 2021. Salah satu yang menggelar salat Id adalah Masjid Agung Solo namun jumlah jemaah mengikuti salat tersebut terbatas untuk kalangan internal dan warga sekitar.

Pantauan VIVA, sejumlah jemaah salat Id Masjid Agung yang terdiri dari para santri Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an, takmir dan masyarakat sekitar masjid telah berdatangan ke masjid peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta itu sejak pukul 06.00 WIB.

Tak seperti pelaksanaan salat Id pada tahun-tahun sebelumnya, pada saat ini pintu yang dibuka hanya sisi utara yang berhadapan langsung dengan Kampung Kauman. Sedangkan pintu utama yang terletak di sisi timur masjid yang menjadi akses masuk para jemaah dari luar itu terlihat ditutup rapat.

Pelaksanaan salat Id di Masjid Agung Solo itu dimulai sekitar pukul 06.15 WIB. Jumlah jemaah yang mengikuti salat sunat dua rakaat itu pun hanya sebatas empat saf, tidak membeludak hingga serambi masjid ketika pada salat Id sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Ketua Takmir Masjid Agung Solo, Muhtarom mengatakan penyelenggaraan salat Id di masjid tersebut hanya dilakukan secara terbatas. Para jemaah yang mengikuti salat tersebut hanya dari kalangan para santri, takmir, dan sebagian warga di sekitar masjid.

“Secara umum kita tidak menyelenggarakan salat Id tapi dari pada santri keluar mencari tempat untuk salat Id nanti mobilitasnya malah tidak bisa dikendalikan sehingga lebih baik menyelenggaran di internal kita sendiri,” kata dia saat ditemui usai mengimami salat Id di Masjid Agung Solo, Selasa, 20 Juli 2021.

Lantaran pelaksanaan salat Id hanya dilakukan secara terbatas dan internal maka jumlah jemaah yang mengikuti salat tersebut disebutkan Muhtarom hanya sekitar seratus lebih. Apabila dibandingkan dengan jumlah jemaah salat Id ketika kondisi normal jumlah jemaah tersebut terbilang sangat sedikit.

“Sebelum ada Corona itu yang normal jumlah jemaah Masjid Agung itu bisa mencapai 6.000 hingga  7.000 jemaah. Jumlah itu sampai halaman penuh,” sebutnya.

Adanya pembatasan jumlah jemaah tersebut lanjut dia, menyebabkan pihaknya mengerahkan petugas sekuriti di pintu masuk utara masjid untuk melakukan penyaringan hanya warga sekitar yang diperbolehkan mengikuti salat Id. Juga tidak lupa memeriksa protokol kesehatan.

“Pintu masuk hanya satu karena yang depan dan selatan itu kita tutup, praktis akses masuk hanya itu dan dijaga satpam. Itu pun satpamnya akan stand by di sana untuk melakukan verifikasi kepada jemaah yang masuk,” ujar dia.

Selain itu selama melaksanakan salat Id, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Para jemaah diwajibkan untuk membawa sajadah sendiri. Selain itu juga antarjemaah saling jaga jarak serta disediakan hand sanitizer di sejumlah titik.

“Kita benar-benar prokes. Sebelum pelaksanaan salat pun sudah disemprot (disinfektan), terus setelah selesai salat, petugas juga menyemprot lagi,” jelasnya.

Salah satu jemaah salat Id, Darno mengaku bahwa informasi terkait penyelenggaraan salat Id di Masjid Agung ini diterimanya secara mendadak. Ia mengetahui jika masjid itu menggelar salat id usai melaksanakan salat subuh.

“Ini memang dadakan enggak ada pemberitahuan sebelumnya kan memang seharusnya tidak ada pelaksanaan salat Id di Masjid Agung,” kata dia.

Sebagai warga sekitar, ia pun mengaku lega bisa mengikuti salat Id di masjid tersebut. Andaikan masjid tersebut tidak menggelar salat Id, ia rencananya akan mengikuti salat Id di tempat lain. 

“Sini kan banyak ya yang menggelar salat Id jadi bisa ikut seperti yang di langgar dekat sini,” ucapnya.